TULUNGAGUNG, SMNNews.co.id – Tulungagung sempat dinyatakan bebas chikungunya beberapa tahun lalu, namun penyakit itu kambuh lagi. Padahal, Januari 2023 belum juga berakhir, dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung melaporkan 82 warga terjangkit demam chikungunya di dua kecamatan.
Mereka tersebar di tiga desa di Kecamatan Ngunut dan satu desa di Kecamatan Kauman. Namun, besar kemungkinan jumlah pasien dan desa yang terkena dampak akan bertambah.
Namun, tidak menutup kemungkinan jumlah pasien dan desa terdampak akan bertambah. “Ada laporan satu desa lagi di Kecamatan Kauman. Sekarang masih dalam proses survei epidemiologi,” jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Tulungagung. Dikutip dari Surya.co.id.
Desa Gilang, Kecamatan Ngunut, menjadi yang pertama diserang dengan korban 35 orang. Kemudian Desa Pulosari di Kecamatan Ngunut sebanyak 20 pasien, dan Desa Jatimulyo di Kecamatan Kauman sebanyak 11 pasien. Terakhir, ada 16 pasien di Desa/Kecamatan Ngunut.
Demam chikungunya disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh vektor nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Penderita akan mengalami panas, nyeri pada semua persendian, dan mungkin kelumpuhan sementara.
Namun virus chikungnya hanya ada satu strain dan tidak menyebabkan kematian. “Berbeda dengan demam berdarah dengue (DBD) misalnya yang ada empat strain. Demam chikungunya bisa sembuh dengan sendirinya,” ujar Didik.
Kabupaten Tulungagung bebas penyakit chikungunya pada tahun 2017, 2018, dan 2019.
Baru pada tahun 2020 terjadi penyerangan di dua desa dengan korban 40 orang.
Pada tahun 2021, akan ada 6 desa terdampak dengan 109 korban.
Pada tahun 2022, terjadi wabah chikungunya pada bulan Juli, dengan 24 orang terinfeksi.(red)
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!