NGAWI, SMNNews.co.id – Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, menemui puluhan pengusaha yang telah dan berminat akan berinvestasi di Bumi Orek-Orek, Rabu (28/9/2022).
Pertemuan dikemas dalam Forum Bincang Bisnis 2022, yang diinisiasi Dinas Pelayanan Masyarakat dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Ngawi.
Kesempatan itu akhirnya menguak beberapa keluhan dan kendala yang harus dihadapi pengusaha saat akan berinvestasi di daerah seperti Ngawi.
Sebagian dari pengusaha itu mengeluhkan kepastian lokasi bangunan usaha. Beberapa lokasi yang diincar untuk usaha, ternyata ditentukan sebagai lahan sawah dilindungi (LSD).
“Memang adanya LSD ini paling hanyak dikeluhkan. Jadi ketika sudah akan mendirikan bangunan usaha di lahan yang dituju, izin tak keluar karena LSD tadi” ujar Ony Anwar.
Ketentuan LSD ini masih sulit diatasi mengingat di Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), menetapkan bahwa sawah membutuhkan proses panjang ketika akan dialihfungsikan. Setidaknya butuh waktu 8 tahun lebih dibiarkan mengering.
Para pengusaha meminta ada transparansi soal kejelasan peta peruntukan tanah-tanah di Ngawi. Transparansi akan hal itu dapat membuat pengusaha terhindar dari kerugian dan risiko besar.
Selain soal kepastian lahan usaha, pengusaha juga menghendaki perizinan usaha dilakukan cepat. Hal itu sudah dilakukan DPM-PTSP karena pendaftaran usaha sekarang ini bisa dilakukan secara online melalui sistem Online Single Submission (OSS). OSS ini menjadikan izin usaha terintegrasi, lebih cepat dan aplikatif.
“Hal lain yang diminta pengusaha ya dalam hal keamanan atau kondusifitas wilayah. Tentu saja kepala daerah dalam hal ini bupati, harus dapat memberikan garansi bahwa daerahnya aman dan kondusif,” ungkapnya.
Sampai pada Agustus 2022, investasi di Ngawi yang tercatat di DPM-PTSP mencapai Rp2,5 T. Ony berharap pada akhir tahun dapat mencapai Rp2,7 T.
Beberapa pengusaha yang hadir, menyatakan bahwa prospek investasi di Ngawi menjanjikan namun harus disertai berbagai kesiapan termasuk dukungan masyarakat.
Pengusaha hotel dan kuliner misalnya, berharap agar kegiatan pemerintah tak dilakukan di luar daerah namun tetap di Ngawi, sehingga menghidupkan mereka dan UMKM setempat.
Saat ini investor yang bermain usaha di Ngawi masih berkisar di sektor agro (pertanian), mebelair dan kayu, padat karya dan beberapa di sektor pariwisata termasuk hotel dan kuliner. ***
