Trenggalek, SMNNews.co.id – Ujung atau biasa disebut pecut, merupakan peralatan utama dalam pagelaran seni tari Tiban. Biasanya ujung terbuat dari lidi pohon aren yang dijadikan satu kemudian di tali. Uniknya, saat ujung ini di sabetkan ke lawan akan berbunyi seperti petasan.
Sebelum pagelaran Tari Tiban dimulai, biasanya peserta membuat ujung terlebih dahulu. Karena ujung inilah yang nanti digunakan sebagai senjata sekaligus perisai saat berada di dalam kalangan.
Yahdi Pelatih atau biass disebut Landang Tiban di Kabupaten Trenggalek menerangkan kegiatan tiban seperti ini merupakan serangkaian upaya masyarakat dalam melestarikan budaya nenek moyang. Karena nguri – nguri kabudayan merupakan salah satu kewajiban kita.
Tiban tidak hanya sekedar saling mencambuk tanpa ada aturan yang jelas. Yahdi menyampaikan bahwa saat mengabetkan ujung, peserta tidak boleh mengenai leher ke atas dan pusar kebawah.
“Bagi peserta yang sebelumnya belum pernah ikut dan ingin ikut tidak perlu kawatir, pasalnya dalam kalangan sudah ada ladang atau wasitnya sendiri,” ungkapnya, Senin (28/10/2019).
Sementara itu, diungkapkan Gun Kenyeng, pemuda yang sudah menggeluti tarian tiban puluhan tahun punya cara tersendiri untuk menyembuhkan luka yang muncul akibat tarian Tiban. Menurutnya, jika sudah masuk kalangan tidak ada permusuhan ataupun dendam.
“Karena menurutnya penghobi seperti gun dan kawannya hanya berupaya melestarikan budaya kesenian tiban,” pungkasnya. (Rud)