MADIUN, SMNNews.co.id – Bukan hanya kebingungan tak lagi memiliki pekerjaan, mantan juru pakir di Pasar Sleko kini juga makin terdesak ekonominya. Mereka kehilangan penghasilan setelah model parkir di Pasar Sleko dibuat sistem elektronik alias e-parking.
Sistem itu telah diujicobakan tiga bulan lebih dan membuat puluhan juru parkir (jukir) jadi menganggur. Sebagian dari mereka mulai menjual barang yang ada di rumah untuk menyambung hidup.
Mirisnya, ada salah satu eks jukir Pasar Sleko yang kini terpaksa dirawat di rumah sakit karena gangguan kejiwaan. Eks jukir itu, diketahui depresi memikirkan kebutuhan hidupnya pasca tidak berpenghasilan setelah para jukir dirumahkan sejak pemberlakuan parkir elektronik.
Ketua Serikat Buruh Madiun Raya (SBMR), Aris Budiono, menyatakan, banyak eks jukir Pasar Sleko yang kesulitan ekonomi. Tak heran pula bila mereka kini bekerja serabutan dengan penghasilan minim.
“Mula-mula hanya tak kuat beli susu anaknya, kemudian mulai bingung beli beras. Namun, yang paling memprihatinkan adalah sampai ada kawan eks jukir yang depresi. Kami harap masalah mereka itu ada solusi dari Pemkot Madiun,” ungkap Aris.
Selama pemberlakuan sistem parkir elektronik, lebih dari tiga bulan eks jukir di Pasar Sleko menganggur.
SBMR yang mendampingi para mantan jukir ini, meminta Pemkot tak menutup mata. Apalagi bila sampai mengabaikan keberadaan mereka.
“Mereka itu rakyat Kota Madiun, banyak atau sedikit jumlahnya, tentu punya hak yang sama untuk hidup tentram dan memiliki penghasilan layak,” ujarnya.
Kebijakan yang diterapkan Pemkot Madiun, diminta oleh SBMR, tidak menafikkan keberadaan mantan-mantan jukir yang menggantungkan penghasilan dari pekerjaan itu.
Apalagi bila pembandingnya hanya soal menambah pendapatan dari sektor retribusi, maka Pemkot Madun harus ingat bahwa tuhas pemerintah adlaah menyejahterakan rakyat. Pemerintah bukanlah bergerak sebagaimana badan usaha yang semata mengejar profit, namun malah melupakan nasib rakyatnya.
Aris Budiono mendesak Pemerintah Kota Madiun agar segera memberikan kepastian nasib mantan jukir yang kini tak berpenghasilan dan menanggung biaya eks jukir yang dirawat karena depresi. SBMR juga siap turun ke jalan mendesakkan aspirasi ini ke Walikota Madiun.
“Kami dari SBMR mendesak Pemkot Madiun agar memberi kepastian kepada mantan jukir ini. Kami juga siap turun aksi bila hal ini tak ditanggapi,” tegasnya.
Sebelumnya SBMR dan para mantan jukir Pasar Sleko, sudah pernah mengadukan nasibnya ke DPRD Kota Madiun. Aspirasi mereka ditampung dan hanya dijanjikan akan diteruskan ke pihak berwenang. (Penulis: Dodik Eko P)