Trenggalek, suaramedianasional.co.id – Bapak tiga anak ini mengagendakan menginap di rumah Slamet (40) warga RT. 1 RW. 1 Dusun Kempong Desa Ngulung Wetan. Bapak tiga anak ingin merasakan bagaimana jeritan nasib pria yang hidup sebatang kara tersebut.
Warga Kempong ini tinggal di gubuk sederhana berukuran 4X7. Lantai rumah masih berupa tanah, dindingnya pun berupa anyaman bambu. Himpitan ekonomi membuat kehidupan Slamet semakin berat.
Tidak bekerja, untuk memenuhi kebutuhan hidup Pria ini bekerja menjadi buruh ladang, itupun bila ada orang yang meminta. Tidak masuk dalam database kemiskinan membuat beban hidup pria ini semakin berat.
Ruangan 4×7 disulap untuk dapur, ruang tamu dan kamar tidur. Pasti dapat dibayangkan pastinya cukup sempit, bahkan sekat antar ruangan hanya menggunakan terpal, yang saat dikunjungi Bupati Trenggalek dicopot untuk digunakan sebagai alas lantai.
Bertemu Slamet Nur Arifin menanyakan banyak hal, seperti apa dia memenuhi kebutuhan hidup, dimana tidur dan bagaimana dirinya memasak.
Dengan terbata-bata warga Kempong ini menjawab semua aktivitas dilakukan dirumah, untuk memasak dirinya membuat dapur sederhana dengan kompor kayu atau pawonan istilah jawanya.
Nur Arifin prihatin dengan kehidupan Slamet. Pemimpin muda ini segera meminta BAZNAS untuk melakukan bedah rumah kediaman Slamet agar lebih layak.
Selain itu suami Novita Hardini ini meminta Posko GERTAK untuk mendata Slamet, agar dapat intervensi program kemiskinan. Selain itu Nur Arifin juga meminta GERTAK untuk mendata satu warga lagi yang konon katanya nasibnya sama dengan pria 40 tahun itu. (*)