Kediri, suaramedianasional.co.id – Satu lagi destinasi mural di Kota Kediri, dan lokasinya berdekatan dengan jalan raya atau tepatnya di lingkungan RT 07 RW 01 Kelurahan Semampir, Kecamatan Kota. Lukisan mural tersebut dilakukan Kediri Mural Movement sejak pukul 02.00 wib, Sabtu (11/5/2019).
Pembuatan lukisan dilakukan 12 orang, serta 8 orang pendukung (cat dasar), dan tema yang diangkat adalah “Dolanan tempo dulu”. Selain itu, saat pelukisan dilakukan, terlihat Kepala Kelurahan Semampir Rizky Yudadiantika, Babinsa Semampir Serka Samsuri, dan Ketua LPMK Semampir Fajar Basuko ikut menyaksikan proses awal hingga pertengahan.
Objek mural dilukis ditembok berukuran panjang 20 meter dan tinggi 4 meter, sedangkan jarak lukisan dengan permukaan tanah terukur 30 centimeter. Untuk melukisnya, dibutuhkan 12 orang sekaligus, serta 34 liter cat (4 liter cat warna dasar dan 30 liter cat warna utama).
Jarak lukisan dibuat 30 centimeter diatas permukaan tanah, agar ketika hujan deras dan terjadi genangan air, tidak merusak lukisan dibagian bawah. Sedangkan lukisan sengaja dibuat dengan ukuran jumbo, agar bisa dilihat dari kejauhan.
Dodot, salah satu seniman yang ikut andil dalam pembuatan lukisan mural mengatakan ,”Hari ini saya bersama pak Sam, Babinsa Semampir, ini kaitannya dengan kegiatan di Kelurahan Semampir, bagian dari kampung dolanan. Apa yang kita gambar ini mengenai dolanan masa lalu, dolanan anak-anak jaman dulu.”
Ia menambahkan ,”Mulai dari tembok sini sampai sana, nanti ada berbagai macam gambar, yang kaitannya mengenang atau melestarikan budaya dolanan masa lalu. Disini ada dolanan enggrang, nekeran, patelele dan sebagainya.”
“Dibelakang saya ini dolanan jumpritan (lukisan), kaitannya dengan dolanan juga. Semua ini nantinya akan menjadi destinasi tersendiri untuk kampung dolanan, dari selatan ini sampai ke utara. Objek awal kita urut, dari yang pake alat sampai ke alat,” pungkasnya.
Lukisan mural dibagi 2 karakter, menggunakan alat dan tanpa alat. Yang dimaksud dolanan menggunakan alat seperti nekeran, patelele, enggrang dan sejenis, sedangkan dolanan tanpa alat seperti sepur-sepuran, jumpritan, gobaksodor dan sejenisnya.
Selain terbagi atas 2 karakter, lukisan tersebut dibagi lagi 2 jenis permainan, yaitu berkelompok dan perorangan. Yang dimaksud dolanan berkelompok seperti gobaksodor dan sejenisnya, sedangan dolanan perorangan seperti nekeran dan sejenisnya.
Pengklarifikasian lukisan dibuat agar setiap orang yang melewatinya bisa mengenang betul donanan tempo dulu, khususnya bagi generasi era 70an dan 80an. Sedangkan bagi generasi 90an dan 2000an, lukisan tersebut bisa menjadi sejarah tersendiri disaat makin menyusutnya popularitas dolanan tradisional. (*)