HomeBERITAGO-CAP(Ghodong-Cap) Edukasi Seni Dedaunan sebagai Program Unggulan SMAN I Gedangan - Sidoarjo

GO-CAP(Ghodong-Cap) Edukasi Seni Dedaunan sebagai Program Unggulan SMAN I Gedangan – Sidoarjo

Seni batik GO-CAP(Ghodong-Cap) SMAN I Gedangan – Sidoarjo

Sidoarjo, SMNNews.co.id – Umumnya masyarakat Indonensia hanya mengenal batik itu hanya berada di Pulau Jawa saja, namun ternyata batik kini ada di berbagai daerah. Batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan. Berbagai daerah kini berlomba melestarikannya. Batik daerah disesuaikan dengan corak budaya dan ciri khas masing-masing daerah.

Sekarang batik bukan hanya pada pakain yang bermotif batik. Seperti sepatu, sandal, jaket, tas laptop, lukisan pun bermotif batik dan masih banyak bentuk karya seni  lainnya. Bahkan Motif batik memiliki perkembangan yang cepat dan dapat di modifikasi dalam berbagai model fashion. Batik bukan hanya terkenal di Indonesia saja tetapi terkenal  di Negara–negara lainnya. Sekarang ini batik bukan hanya di pakai di acara formal saja tetapi batik memiliki keluwesan untuk dikenakan tinggal bagaimana saja kita dapat memadukannya.

Oleh karena itu batik harus di lestarikan agar tidak di klaim oleh Negara lain dan batik juga termasuk aset budaya bangsa. Kita harus menjaga dengan baik warisan budaya. Jangan sampai bangsa lain mengklaimnya sebagai warisan budaya nenek moyangnya, yang jelas–jelas adalah peninggalan budaya Indonesia. Salah satu cara melestarikan batik adalah dengan memasukkan pembelajaran membatik ke dalam kurikulum muatan lokal dan mengadakan pameran-pameran batik.

Kini program dan pembelajaran membatik seperti Yang selenggarakan di ekskul  SMAN I Gedangan Sidoarjo Jawa timur, teknik memberi pola pada bahan atau kain menggunakan bahan alam,daun atau bunga, yaitu dengan cara daun atau bunga diletakkan diatas kain yang dilapisi plastik dengan menggunakan pounding teknique (memukul mukul daun atau bunga sampai pigmen daun berpindah pada kain).

Setelah pigmen menempel pada kain dan kering maka kain di celupkan Pada larutan air tawas atau batu kapur sebagai penguat warna alami (batu kapur berfungsi untuk mengeluarkan pigmen daun atau bunga yang lebih gelap).Sedangkan tawas berfungsi mengeluarkan warna yang lebih natural atau sesuai dengan daun aslinya.Kurang lebih 1-2 jam proses perendaman, kain siap untuk dijemur,kain yang sudah kering langsung dineci atau dijahit tepian kain agar siap digunakan sebagai taplak meja setiap kelas di SMAN I GEDANGAN SIDOARJO atau Hem batik seragam sekolah yang dibuat oleh peserta didik sendiri.Banyak pelajaran dan manfaat yang diambil dari program ini, diantaranya siswa mampu memilih daun Dan bunga dilingkungan sekolah terutama untuk teknik pemindahan pigmen daun Pada kain.Dan dapat memanfaatkan pewarna alam dan tanaman yang kurang mempunyai manfaat menjadi bermanfaat serta mempunyai daya beli yang tinggi. (Bry)

ARTIKEL LAINYA

BERITA LAINYA

Perdana Hadiri Panen Raya, Pangdam V Brawijaya Perintahkan Semua Dandim di Jatim Kawal Stabilitas Ketahanan Pangan

NGAWI, SMNNews.co.id - Pangdam V Brawijaya, Mayjen Rafael Granada Baay menghadiri raya padi di Desa Sekarputih, Kecamatan Widodaren, Kamis (19/4/2024). "Ini merupakan panen raya...

Bupati Blitar Beri Jawaban Atas PU Fraksi Tentang 3 Ranperda di Paripurna DPRD Kabupaten Blitar

BLITAR, SMNNews.co.id - DPRD Kabupaten Blitar kembali menggelar Rapat Paripurna bertempat di Graha Paripurna DPRD Kabupaten Blitar, Jumat 19/04/2024. Ada dua agenda yang dibahas dalam...

Bupati Asahan Batalkan Pelantikan Kepala UPTD di 22 Maret 2024

ASAHAN, SMNNews.co.id - Sebanyak 49 orang Kepala UPTD TK, SD, SMP dan Kepala SPNF SKB Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan yang dilantik...