Ngawi, SMNNews.co.id – Kerbau identik dengan binatang yang mendukung pertanian.
Walaupun saat ini petani lebih memilih alat modern atau memelihara sapi daripada kerbau, namun tak demikian dengan warga Desa Banyubiru Kecamatan Widodaren.
Ratusan kerbau digembalakan setiap pagi dan sore menuju dan pulang antara kandang-sungai-kandang. “Ada sekitar 700 an ekor kerbau di sini, tidak setiap hari jadi tontonan karena begitu penurut jalan ke sungai,” ujar Bejo, salah satu warga.
Bahkan, Minggu (10/11/2019) warga mengadakan Gumbregan Maheso atau hari untuk kerbau. Kerbau akan diarak oleh ratusan warga dan dimandikan ke sungai.
Kerbau juga dimanjakan, tidak perlu bekerja di sawah, hanya makan, berendam dan tidur. “Ini yang membuat saya jadi ingin menonton,” ujar Ayu, salah satu pengunjung.
Gumbregan Maheso ini juga sekaligus wujud rasa syukur warga desa untuk hasil pertanian dan ternak mereka. “Sebagai kearifan lokal dan mengandung nilai budaya tinggi, acara ini perlu didukung bersama,” ujar Ony Anwar, Wakil Bupati Ngawi, yang juga hadir dalam Gumbregan Maheso.
Tradisi Gumbregan Maheso sudah hidup sejak ratusan tahun lalu. Warga Banyubiru percaya hal ini akan membuat kerbau lebih sehat dan hasil pertanian melimpah. (ari)