NGAWI, SMNNews.co.id – Jelang peringatan hari guru yang hanya beberapa minggu lagi, kesejahteraan untuk mereka, tetap belum merata.
Contohnya, seorang guru tidak tetap, Sri Hartuti (42 tahun), terpaksa tinggal di rumah berdinding bambu, bahkan jadi satu dengan kambing-kambing piaraannya. sri Hartuti sudah 17 tahun mengabdi sebagai GTT dan kini mengajar di SDN Pandean 4, Kecamatan Karanganyar.
Sri Hartuti tinggal di Dusun Suren, Desa Pandean, Kecamatan Karanganyar. Ibu 3 anak ini mengakui, beternak kambing jadi salah satu usahanya menambah pemasukan. Suaminya sendiri bekerja serabutan sebagai buruh tani atau mencari kayu bakar.
“Penghasilan sebagai GTT hanya Rp350 ribu per bulan. Biar cukup ya ditambah dengan kerja lainnya, termasuk memelihara kambing ini,” ungkap Sri.
Kehidupan keluarga Sri Hartuti ini, mengundang simpati banyak orang. Tak terkecuali Dinas Pendidikan Ngawi yang kemudian menerjunkan tim untuk bertemu Sri Hartuti.
“Memang kita minta tim dari Dindik dan PGRI ke rumah bu guru itu, kita akan bantu beliau,” janji Sumarsono, Kepala Dinas Pendidikan Ngawi.
Sumarsono mengatakan, Sri Hartuti sudah dinyatakan lulus sebagai giru P3K. Pihaknya tengah memikirkan rencana untuk bisa membantu keluarga Sri Hartuti agar memiliki rumah yang lebih layak.
“Kami meminta ada koordinasi dengan pihak terkait misalnya pemerintah desa dan kecamatan, semoga segera dapat terealisasi,” ujar Sumarsono. ***