Tulungagung, SMNnews.co.id – Ramainya pemberitaan di media, bahwa orang sudah meninggal dunia sebagai penerima manfaat, memunculkan pertanyaan baru bagi warga masyarakat Kelurahan Bago Kecamatan Tulungagung.
Tercatat 20 orang sudah meninggal dunia merupakan penerima Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang diberikan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) melalui mekanisme Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), perlu divalidasi. Beberapa diantaranya tidak ada ahli waris, Selasa (23/6).
Lurah Bago Agung Sutrimo,S.E membenarkan tentang adanya warga kelurahan Bago tercantum sebagai penerima bantuan sosial yang sejak lama meninggal dunia. Selain itu pihaknya juga menerima pengaduan dari salah satu ketua RT untuk melaporkan bahwa warganya sudah meninggal.
“Menindak lanjuti hal tersebut, saya mengajak rapat kordinasi dengan staf kelurahan. Dari hasil ferivikasi ulang terhadap data seperti pindah rumah, penerima ganda, ada keluarga yang mampu secara ekonomi, terutama koreksi nama warga meninggal harus dicoret, dan sesegera mungkin bisa diakses”.
Ditegaskan, “bagi yang masih ada ahli warisnya nanti kita buatkan surat bermatrei bahwa si penerima adalah benar ahli waris. Sedangkan yang meninggal tidak memiliki ahli waris, saya akan kordinasikan dulu dengan Dinas Sosial , seperti apa payung hukum penyalurannya”.
“Langkah kelurahan dalam mengambil kebijakan adalah pada waktu pemberian bantuan sosial PKH maupun BPNT akan kita tata lagi guna menghindari warga supaya tidak berkerumun lantaran kapasitas kantor kelurahan tidak memadahi. Ditengah pandemi Covid-19”, apabila solusi bantuan terbaik melalui “Door to door ya kita laksanakan”, jelas Agung Sutrimo.
Masuknya data warga kelurahan Bago yang meninggal dunia secara gamblang diduga akibat penggunaan data lama yang belum di ganti.
Ketua RT 03 RW 02 lingkungan 3 Kelurahan Bago Yudi Suprayitno mengatakan” saya berterimakasih kepada pemerintah kelurahan Bago bisa mengefaluasi ulang nama-nama warga sudah meninggal dunia secara transparan. Contohnya dua warga saya, orangnya meninggal mendapat undangan bantuan KKS dan BLT, ditambah lagi tidak mempunyai ahli waris. Disini saya pertanyakan kenapa setiap ada pembagian selalu dikasih undangan, itupun saya kembalikan lagi ke perangkat. Berikutnya di kasih undangan lagi”.
Harapan saya, daftar nama yang meninggal lebih baik dialihkan saja ke warga yang sangat membutuhkan . Jangan salah sasaran, misalnya diberikan ke saudara perangkat maupun tetangga perangkat. Pemutakhiran data penerima itu harus intens dan merata, untuk memastikannya bansos itu benar tepat sasaran”, kata Yudi Suprayitno.(Gusty Indh)