BANYUWANGI, SMNNews.co.id – Petak 38 dan 39 yang disengketakan oleh kedua LMDH Jati Sari dan LMDH Sumber Sari Rukun pihak perhutani inginkan berkolaborasi agar tidak konflik antar masyarakat.
Jadi aďa dua kelompok mau mengajukan pemanfaatan lahan di petàk 38 dan 39 kebetulan yang dimohon ini dua petak yang sama sehingga perhutani sendiri kan juga bingung misalkan kita menekan LMDH si A dan dimenangkan oleh LMDH si B lantas bagaimana si A begitu juga dengan sebaliknya, kata KBKPH wongsorejo Hermawan. Kamis, 20/10/2022.
“Semua tujuanya sama untuk kesejateraan warga sama – sama masyarakat Desa Alasbulu kecamatan wongsorejo, Harapan kami memediasi sampai dua kali ini mungkin ada yang mengalah atau bagaimana sehingga bisa diarahkan ternyata kan sampai dua pertemuan belum ada titik temu,” tuturnya.
Sebetulnya kami sendiri jika mengikuti aturan juga bisa, tapi yang kita pikir dampak jangan sampai dilapangan terjadi konflik makanya tadi tidak ingin mengambil keputusan namun saat ini kita buatkan berita acara kesepakatan bersama antara LMDH Jati Sari dengan LMDH Sumber Sari Rukun.
“Dengan usulàn kerja sama PLDT kepada perhutani KPH Banyuwangi Utara dari LMDH Jati Sari dan Kelompok Tani Sumber Sari Rukun pada areal kerja sama yang sama pada lokasi yang dimohon yaitu petak 38 dan 39 RPH Bangsring BKPH Watudodol, telah menyatakan sepakat,” ujarnya.
Kesepakatan itu ada lima poin salah satu isi kesepakatan tersebut diantaranya, Permohonan dari kedua kelompok tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak perhutani KPH Banyuwangi Utara untuk memverifikasi, menilai dan menyetujui atau tidak menyetujui sesuai dengan ketentuan yang berlaku Perihal pada poin 1 tersebut dengan memperhatikan penetapan yang sudah dikeluarkan dan disyahkan oleh kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), seperti Kulin KK.
“Masing – masing pihak dan seluruh anggota kelompok LMDH Jati Sari dan KTH Sumber Sari Rukun untuk bersama – sama menjadi kondusifitas sosial maayarakat sehingga situasi tetap aman. Bersama – sama sepakat untuk menjaga situasi kondisi hutan aman dan apabila dikemudian hari timbul permasalahan ditingkat masyarakat dari kedua kelompok terkait persoalan permohonan kerja sama tersebut, maka pengurus beserta jajaranya agar menyelesaikan dengan baik sesuai ketentuan yang berlaku,” pungkasnya.
Sementara itu ketua LMDH Sumber Sari Rukun saat dikonfirmasi Kusmantoro mengatakan, yang Kami ajukan itu petak 38 dengan 39 itu diluar areal Kuling KK jadi kami memohon waktu itu mengajukan adindum karena adindum itu berbenturan dengan SK dan saya tidak terima.
“Kami membantu untuk percepatan peres disitu membagi ke petani, itu lahan petak 38 dan 39 sudah dibagi – bagi bahkan sudah terjadi jual beli garapan,” kata kusmantoro.
Masih kata kusmantoro, kami sepakat kenceng ya aturan aturan dan ketika itu dipaksakan tidak bisa merujuk ke laporan karna dia sudah melanggar dari aturan Karna pidana itu berdalil karna pembagian lahan itu kan dinyatakan tidak ada pembagian lahan padahal disitu lahannya sudah jelas dan terjadi jual beli bukannya membagi yang 85 orang bahkan Lurahnya sendiri sudah membeli .ketika diangkat ke masalah kulin KK, Kuling KK pun bermasalah.
Sementara itu pihak LMDH Jati Asri saat dikonfirmasi, Sucipto mengatakan, kalau kami menunggu keputusan dari pihak perhutani karena tadi sudah dijelaskan bahwa persoalan pembagian lahan di petak 38 dan 39 sedang di verifikasi oleh Perhutani siapa saja yang akan mendapatkan hak. (rica)
