PONOROGO, SMNNews.co.id – Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) melakukan jeda beroperasi untuk 8 trayek bus perintis dan kendaraan khusus wisata Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
Jeda operasi ini meliputi perjalanan dari Ponorogo ke kota sekitarnya. Sebabnya, belum ada pembaharuan kontrak perjanjian dengan Kementerian Perhubungan terkait evaluasi dan dana subsidi.
Manager SDM dan Umum, Perum DAMRI Ponorogo, menjamin, jeda operasi tak akan lama, hanya sekitar sebulan saja. Pihaknya sudah mendapat konfirmasi bahwa tanda tangan nota kesepahaman dengan Kementerian Perhubungan dapat dilakukan 31 Januari mendatang.
“Insya Allah tadi sudah ada informasi bahwa 31 Januari 2022 nanti bisa ditandatangani MOU, untuk bus perintis dan kendaraan KSPN. Semiga lancar, jadi akan beroperasi kembali nanti tanggal 1 Februari,” kata Slamet, Selasa (25/1/2022).
Kontrak antara DAMRI cabang Ponorogo dengan Kementerian Perhubungan perlu dilakukan sebab pengelolaan bus perintis dan kendaraan KSPN itu merupakan angkutan bersubsidi dari Kemenhub. Dari pihak Kemenhub akan diwakili Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) XI Jawa Timur di Surabaya.
Subsidi itu, menurut Slamet, minimal bisa digunakan untuk biaya operasional, gaji awak kendaraan, dan biaya pemeliharaan kendaraan. Selain membahas tentang subsidi, pembaruan kontrak itu juga mencakup evaluasi seperti hal-hal yang masih dibutuhkan dan kelayakan kendaraan yang dioperasikan.
“Maka diajukan MOU untuk melakukan perjanjian ulang kembali dan pembaharuan,” katanya.
Slamet menguraikan ada 10 bus perintis dan 1 bus cadangan yang disediakan DAMRI Cabang Ponorogo saat ini, digunakan untuk melayani 6 trayek.
Trayekitu meliputi jalur Terminal Seloaji Ponorogo – Telaga Sarangan, Terminal Seloaji – Ngebel, Terminal Seloaji – Tulungagung, Terminal Seloaji –Jeruk, Pacitan, Terminal Seloaji –Plaosan, Magetan, dan Teriminal Purboyo Madiun – Pasar Gosang.
Sementara untuk kendaraan KSPN ada 4 unit dan 1 cadangan untuk melayani 2 rute, yaitu rute pertama Stasiun Madiun – Stasiun Magetan – Ponorogo – Pantai Klayar dan rute kedua Terminal Caruban – Madiun – Ponorogo – Telaga Ngebel.
Slamet berharap, Kementerian Perhubungan bisa mengkondisikan pelayanan transportasi tetap terus berjalan tanpa ada jeda seperti ini.
“Selama ini memang selalu ada jeda. Tahun kemarin untuk bus perintis jeda beroperasi selama satu bulan lebih,” ungkap Slamet.
Selain itu Slamet juga berharap Ponorogo tersedia angkutan pelayanan secara publik di wilayah kota. Menurutnya dengan adanya bus dalam kota bisa mendukung pariwisata Ponorogo dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di kota ini.
“Jadi DAMRI kelihatan ada di kota Ponorogo, karena selama ini Damri tidak pernah muncul di kotanya sendiri, hanya melayani masyarakat yang keluar kota dan sekitarnya,” kata Slamet.
Keberadaan bus DAMRI sendiri, masih diperlukan. Pasalnya memang tak banyak perusahaan transportasi yang berani mengambil trayek yang kini dilakoni DAMRI.
“Jalur ke Madiun bahkan sampai Pacitan, bisa dilayani via bus DAMRI, bagi kami itu sangat membantu dan karcisnya juga terjangkau,” ujar Rahayu, seorang warga Ponorogo. (Penulis Tri Mariyani)