KEDIRI, SMNNews.co.id – KPU Kabupaten Kediri menggelar debat publik 3 atau debat publik pamungkas jelang Pilkada serentak tahun 2020 pada tanggal 9 Desember mendatang. Pelaksanaan debat publik yang ketiga ini, dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.
Debat publik kali ini mengusung tema ‘Tata Kelola Pemerintahan dan Pelayanan Publik’ yang digelar di Hotel Insumo Jalan Urip Sumoharjo Kota Kediri Jawa Timur, Selasa (1/12/2020) malam.
Dalam Debat publik 3 atau debat publik pamungkas dengan mengandeng 5 Tim Panelis. Diantaranya, Dian Fericha Akademisi, Kukuh Budi Mulya Akademisi, Muflihul Hadi Ombudsman RI perwakilan Jatim, Iskandar Tsani Akademisi dan Yana S Hijri Akademisi
Panelis Kukuh dari Akademisi terkait Kebijakan Bidang Hubungan Lembaga Vertikal dan Lembaga Horizontal
Panelis Dian F dari Akademisi terkait Kebijakan Bidang Manajemen Pemerintahan efektif, efisien, akuntabel, transparan dan Pencegahan Korupsi.
Panelis Iskandar Tsani dari Akademisi terkait Kebijakan Bidang Manajemen dan Sistem Partisipasi
Masyarakat dalam Pengawasan Pemerintahan.
Panelis Muflihul H dari Akademisi tentang Kebijakan Bidang Pelayanan Publik dan Implementasinya.
Panelis Yana S dari Akademisi terkait Kebijakan Bidang Manajemen Organisasi Pemerintahan
Daerah.
Ninik Sunarmi selaku Ketua KPU Kabupaten Kediri mengatakan, bahwa dalam agenda debat publik 3 atau debat publik pamungkas bisa berjalan dengan baik, ini merupakan salah satu indikator beberapa tokoh agama dan masyarakat dan pemerintah daerah ikut mensukseskan pilbup Kediri pada 9 Desember mendatang.
Malam ini debat publik 3 sesuai PKPU no 14 tahun 2017 sebagai sarana untuk mengetahui visi misi calon Bupati dan Wakil Bupati Kediri yang bisa dijadikan pertimbangan menentukan pilihan masyarakat Kabupaten Kediri.
“Saya menghimbau kepada masyarakat Kediri untuk hadir di TPS jangan golput apapun pilihan masyarakat gunakan sebaik-baiknya,” tutup Ninik.
Sementara itu, Nanang Qosim selalu Komisioner KPU Kabupaten Kediri mengatakan, untuk debat publik 3 Calon Bupati dan wakil Bupati Kediri, masih tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
“KPU Kabupaten Kediri, juga sudah menyiapkan layar lebar di halaman belakang Hotel Insumo, juga disediakan untuk media, maupun pendukung calon Bupati dan wakil bupati Kediri. Untuk bisa melihat secara langsung visi misi Mas Dhito-Mbak Dewi,” ucapnya.
Usai melakukan debat publik 3 saat dikonfirmasi wartawan Mas Dhito didampingi Mbak Dewi mengatakan,
dua bulan yang lalu memang saya bertemu dengan temen-teman komunitas gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu) atau komunitas difabel Kabupaten Kediri.
Ternyata mereka memiliki kemampuan lebih. Seperti, mulai dari potong rambut, merias dan produk-produk UMKM yang dihasilkan teman-teman difabel bisa bersaing di skala Jawa Timur dan Nasional.
Ada dua orang difabel yang memiliki kemampuan IT. Mereka berharap minta keterlibatan dan bisa bekerja dalam Pemerintahan Kabupaten Kediri.
Saya dan Mbak Dewi kalau diamanatkan pada tanggal 9 Desember nanti, kami pastikan minimal 2 persen dari difabel akan kita pekerjakan di Pemerintahan Kabupaten Kediri.
Disinggung terkait pendidikan secara daring dan kesulitan yang dialami siswa-siswi. Mas Dhito menegaskan bahwa tidak bisa pungkiri memang daerah-daerah kesulitan sinyal.
Salah satu cara siswa-siswi bisa mendapatkan pembelajaran meskipun tidak ada sinyal.
Mas Dhito menegaskan, langkah yang pertama, dengan mendatangkan guru kurir atau guru mendatangi siswanya, guru bisa hadir di balai desa dan memberikan pembelajaran kepada siswa-siswanya.
“Kedua, membuat radio pendidikan bekerjasama dengan balai monitoring yang ada di Surabaya. Ada jam-jam tertentu yang disepakati dengan para siswa dan pemerintah desa untuk memberikan materi pembelajaran kepada siswa-siswa yang tidak bisa melakukan pendidikan secara online,” tutup Mas Dito. (Kanti)
