NGAWI, SMNNews.co.id – Suara tangisan pilu dan isaka. Painem, warga Dusun Sambirejo, Desa Gelung, Kecamatan Paron, tak dapat membangunkan lagi suaminya, Suwito.
Ayah dua anak itu, meninggal dunia setelah tubuhnya tersengat listrik untuk menjebak tikus di sawahnya sendiri, Senin pagi (20/04/2020).
Kejadian itu bermula ketika Suwito hendak menengok saluran air sawahnya, namun saat berjalan di pematang, dia terpeleset. Tak disangka tubuhnya menimpa kawat yang masih terhubung dengan listrik beraliran 1.150 volt.
Mengetahui tubuh Suwito tergeletak, adiknya bernama Katmono yang kebetulan sawahnya bersebelahan, langsung datang dan berusaha mengangkatnya.
Namun Katmono ikut tersengat dan berhasil menjauh sebelum ambruk lemas. Para petani lain pun berhamburan menolong keduanya, setelah sebelumnya memutus aliran listrik. Katmono selamat, namun tak demikian dengan Suwito sang kakak.
“Mereka ini dua bersaudara dan sawahnya bersebelahan, jebakan sawah memakai aliran listrik biasanya untuk menghalau tikus yang sering menghabiskan tanaman padi,” ungkap Jianto, Kades Gelung.
Sementara itu, Kapolsek Paron, Iptu Suyitno, menyayangkan masih adanya petani memasang jebakan tikus beraliran listrik. “Kami sudah sering menghimbau agar tidak menggunakan listrik untuk jebakan tikus di sawah,” ujarnya.
Kejadian tewas akibat tersengat listrik di sawah sudah beberapa kali terjadi di Ngawi. Aparat kepolisian pun sudah melakukan sosialisasi pelarangan sebab dapat dikenakan pasal pidana.
Namun, masih banyak petani yang tetap menggunakan cara ini karena dianggap paling efektif membunuh hama tikus yang sering merusak tanaman padi mereka. (ari)