PONOROGO, SMNNews.co.id – Grebeg Suro Ponorogo tahun ini diramaikan dengan pameran lukis karya pelukis dari berbagai daerah. Pameran lukiyang bertema Jejak Maestro yang digelar Komunitas Shor Zamboe, komunita pelukis Ponorogo, itu digelar di Ndalem Ndoro Tondo, Jl. HOS Cokroaminoto sejak tanggal 3 sampai 7 Agustus 2022.
Panitia pameran lukisan Imam Subandi, mengatakan sebelumnya hanya mengundang sekitar 25 pelukis, baik dari Ponorogo maupun luar daerah. Ternyata, pelukis dari luar daerah banyak yang berminat dan terkumpul sampai 50 pelukis.
“Disini kami pamerkan lebih dari 50 karya. Mereka pelukis dari Jombang, Yogyakarta, Solo, dan bahkan Jakarta,’’ kata Bandi, saat ditemui di lokasi pameran, Kamis (4/8/2022).
Baca Juga : Buka Festival Kresnayana VIII, Wabup Blitar : Ucapkan Terimakasih Atas Dukungan Warga Blitar
Tema yang disajikan meliputi sosial, budaya, dan juga kritik sosial. Semua lukisan di pameran itu dijual ke pengunjung yang berminat untuk mengadopsi karya tersebut. Rata-rata lukisan itu terjual sekitar Rp10 juta. Namun, lukisan sang Maestro asal Ponorogo terjual sampai Rp 30 juta.
Lukisan tersebut milik Masspoor Abdul Karim. Lukisan bertema reog obyok. Di dalam lukisan itu ada dua barongan yang saling tumpeng tindih. Di depannya ada dua penari jathil dan satu bujang ganong.
“Saya baru melukisnya tiga bulan yang lalu. Ini karya saya persembahkan untuk perayaan Grebeg Suro. Ternyata bupati Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko berminat,’’ ungkap Masspoor.
Kakek berusia 67 tahun itu mengatakan karyanya itu menjadi lukisan andalan untuk pameran kali ini. Meskipun pendengarannya sudah tidak baik akibat pengaruh cat aklirik, imajinasinya masih sangat tajam untuk menggambarkan reog obyok tanpa ada objek di depannya.
Selain itu, juga ada beberapa lukisan miliknya yang laku terjual saat pameran tersebut. Salah satunya lukisan Presiden Soekarno yang juga laku sekitar belasan juta rupiah. Masspoor sengaja membawa sekitar 20 lukisan dari 80 karya miliknya.
“Tahun 1991 itu saya pernah juara 1 melukis Bung Karno. Saya suka melukis realis romantic dan portrait,’’ terangnya.
Baca Juga : Pemkab Blitar Adakan Acara Hari Jadi Blitar yang ke-698, Tahun 2022
Masspoor mengaku sudah melukis sejak duduk di bangku SMA tanpa ada guru yang mengajari. Bahkan, dia tidak memiliki keturunan pelukis. Meskipun begitu, dia berasal dari keluarga seniman dan tentunya darah seni itu mengalir kepadanya.
Warga asal Kelurahan Bangunsari, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo itu menyebut hampir setiap hari dirinya disibukkan melukis. Dia mulai melukis pada pukul 08.00 WIB sampai sore hari. Dia hanya beristirahat melukis saat sudah jenuh.
“Idenya dari melihat-lihat objek di depan saya,’’ jelasnya. (sp/red)
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!