BLITAR, SMNNews.co.id – Mundurnya Wabup Blitar, Rahmat Santoso, menuai berbagai reaksi. Termasuk dari Partai Gerindra di Blitar.
Wakil Ketua DPC Gerindra Kabupaten Blitar, Adib Zamari misalnya, menilai mundurnya Rahmat Santoso adalah bukti tidak sinerginya Wabup dan Bupati Blitar. Hal itu memantik kemauan Rahmat untuk mundur sebeulm masa jabatannya berakhir.
“Ini harusnya jadi instropeksi bupati. Kalau dengan tidak bisa bersinergi, tidak bisa mewujudkan maju bersama, apalagi dengan masyarakat,” kecam Adib Zamhari.
Menurut Adib Zamari, Bupati dan Wabup harus berpisah jalan di tengah masa tugas sebagai kepala daerah, adalah kegagalan mewujudkan slogan membangun masyarakat Kabupaten Blitar yang selama ini digaungkan.
Adib menekankan, sebagai pemimpin daerah, posisi bupati dan wakilnya ibarat sepasang suami istri. Mereka semestinya kompak dan bersama membangun Kabupaten Blitar.
“Bupati seharusnya ngemong pasangannya. Bila pisah bisa jadi korban anak-anaknya. Anaknya itu ya masyarakat Kabupaten Blitar,” ungkap Adib.
Namun, Wakil Ketua DPC Gerindra Kabupaten Blitar, Tomi Gandhi, meminta agar mundurnya Rahmat Santoso tidak digoreng ke arah lain. Rahmat Santoso mundur karena menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR RI.
“Mundur saat ini atau nanti, sama saja pasti harus mundur. Jadi jangan ada yang statement kurang etis.Mundur itu salah satu persyaratan dari KPU,” tukasnya.
Tomi Gandhi juga menjelaskan, Partai Gerindra saat ini fokus di Pemilu 2024 dan upaya pemenangan Prabowo menjadi Preside
Gerindra juga akan segera melakukan konsolidasi antara partai pengusung capres Prabowo, yakni dengan PKB, PAN, Golkar dan PBB.
“Kami fokus dulu memenangkan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI dan menjadikan Gerindra meraup banyak kursi legislatif di DPRD Kabupaten Blitar,” ujar Tomi. (bon)
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!