BLITAR, SMNNews.co.id – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kota Blitar menjadi yang tercepat dalam menyelesaikan pelatihan saksi pemilu pada Rabu (26/11/2020). Menjadi perangkat penting dalam mengawal kader terbaiknya Santoso-Tjutjuk Sunario menjadi pasangan Walikota dan Wakil Walikota Blitar di pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember.
Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar, dr Syahrul Alim usai menutup pelatihan mengatakan, bahwa partainya total dalam mengawal pemilihan walikota. Jika partai lain menyiapkan 1 saksi di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS), DPC PDIP Kota Blitar menyiapkan 2 orang saksi mengawasi dari dalam dan luar TPS.
“Ya saksinya ada 2, yang didalam TPS bertanggung jawab langsung dan yang diluar membantu mengawasi dari luar TPS. Dengan pelatihan kami harapkan saksi memahami tupoksi masing-masing kinerja apakah itu saksi dalam maupun luar,” ungkapnya.
Dengan demikian jika total TPS di Kota Blitar sebanyak 256 TPS, maka saksi yang diterjunkan PDIP Kota Blitar ada 518 saksi.
“Total saksi kita dengan demikian dua kali lipat jumlah TPS yaitu 518. Itu jumlah keseluruhan saksi luar dan dalam TPS,” ujarnya.
Menurut Syahrul, pelatihan saksi ini menjadi hal yang penting harus dilakukan. Guna mencetak saksi yang paham persoalan ketika menemui kecurangan bisa mencatat dan merekamnya dengan baik dan benar.
Maka itu dia mendorong agar partai koalisi di Kota Blitar pengusung Santoso-Tjutjuk Sunario menggelar pelatihan serupa.
“Pelatihan yang kita tutup hari ini khusus PDIP, sedang partai koalisi masih menunggu jadwal berikutnya. Mengingat saksi ini penting karena dia menjadi satu-satunya orang yang bisa mengajukan protes dan interupsi bila ada keberatan. Dan itu hanya bisa dilakukan oleh saksi resmi dari partai politik,” jelas pria yang juga menjabat ketua DPRD Kota Blitar ini.
Sementara Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDIP Kota Blitar, Yudi Fahmi Irianto mengatakan pemilihan walikota ini menerapkan pengawasan ganda. Tidak hanya TPS saja, saksi di tingkat PPK (tingkat kecamatan) dan KPU pun juga mengerahkan 2 orang.
“Jadi saksi kami mengawasi ekstra. Seperti di TPS ada saksi dalam dan luar. Saksi di dalam TPS tugasnya jelas secara langsung mengamati petugas KPPS apakah diduga melakukan ketidaknetralan. Sedang saksi luar tugasnya membantu mengamati dari luar TPS,” jelasnya.
Dia berharap setelah pelatihan saksi yang digelar 10 hari ini bisa benar diresapi materinya. Sehingga saat bekerja nantinya fokus dan waspada mencatat kejadian penting terjadi.
“Saat pemilihan nanti saksi kerja keras fokus dan waspada saat pemilihan nanti. Karena saat itulah penentuan menang dan kalah yang harus kita amati betul dan kita kawal,” pungkasnya. (jon)