TULUNGAGUNG, SMNNews.co.id – Tak ada penghasilan dan sepi job saat pandemi Covid-19, sinden bersuara empuk pemilik campursari Timbang Suwong ini alih profesi menjual jajanan Balung Kethek untuk menyambung hidup, Rabu (17/6).
Balung Kethek berbahan dasar singkong (telo kaspe) tersebut keras tidaknya bergantung dari bagus tidaknya jenis singkong yang dipilih.
Apabila singkongnya bagus pasti rasanya empuk dan ambyar saat digigit, biasanya keripiknya tidak keras dan renyah. Tetapi bila singkongnya tidak bagus pasti rasa keripiknya akan sedikit keras dan agak pahit di lidah.
Usaha balung kethek yang ditekuninya baru-baru ini rupanya menambah kehidupan baru. Suprehatin warga RT 01 RW 02 Dusun Manggisan Desa Plosokandang ini, hampir tiap hari menyediakan 60 kilogram singkong untuk dimasak sesuai pesanan lewat online. Omzet yang dikantonginya pun terbilang cukup besar.
Dibantu suami dan keluarga, balung kethek yang dibuat Suprihatin laris manis.
Beberapa varian rasa ditawarkan seperti rasa original, bumbu balado, sapi panggang, barbeque, ayam bawang, serta keju dengan tingkat kepedasan sampai 3 level. Ketika menikmati sekali kecap menggeleng-nggeleng karena rasa pedasnya nyantol di lidah.
Untuk harga sesuai aneka kemasan yang berfariatif, cocok untuk oleh-oleh. Cukup merogoh kantong 5 ribu hingga 60 ribu. Nah, murah kan.
Bagaimana Balung Kethek kriuk-kriuk bikinan sinden kondang Tulungagung lezatnya disukai banyak orang.
Begini cara membuatnya, setelah singkong dikupas dan dicuci bersih baru dikukus. Selanjutnya diiris tipis, sembari ditata rapi di atas nampan (idek) baru dijemur dan biarkan hingga mengering.
Bumbu yang disiapkan yaitu bawang putih, bawang merah, gula putih, gula merah, cabai, lengkuas ditambah sedikit bumbu penyedap.
Setelah semua irisan singkong digoreng matang lalu tiriskan. Selanjutnya keduanya dicampur atau dipesto dengan aneka bumbu yang sudah jadi.
Masyarakat menganggap Jajanan balung kethek sebagai camilan kuno yang tergeser oleh jajanan keren kekinian. Sehingga nama balung kethek nyaris tak dicari lagi.
Semua usaha kuliner dan camilan khas Tulungagung ini bertekat untuk menghadirkan kembali di tengah masyarakat. (Gusty Indh)