BLITAR, SMNNews.co.id – Sebagai wujud pelestarian budaya dan untuk tetap mempertahankan kearifan lokal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) menyelenggarakan Jamasan Gong Kyai Pradah, di Alun-Alun Lodoyo, Kecamatan Sutojayan, pada Minggu, (09/10/2022) tadi pagi.
Ritual Siraman Gong Kyai Pradah yang sudah merupakan agenda rutin tahunan Pemkab Blitar ini, dilaksanakan setiap Bulan Maulud yang bertepatan dengan Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, di setiap tanggal 12 Rabiul Awal.
Hadir pada jamasan tersebut, Wakil Bupati Blitar, Sekda Kabupaten Blitar, Wakil ketua DPR RI Drs. H.A. Muhaimin Iskandar, M.si., Wakil Ketua MPR RI Bapak Ahmad Basarah, Wakil ketua Komisi IV DPR RI ibu Anggia Erma Rini, Forkopimda, serta Kepala OPD terkait di Lingkup Pemkab Blitar.
Dalam kesempatan itu, Bupati Blitar Hj. Rini Syarifah menghimbau, agar masyarakat mengikuti vaksinasi, dan untuk tetep menerapkan protokol kesehatan, karena Covid -19 masih ada.
“Namun disisi lain, ekonomi khususnya masyarakat Kabupaten Blitar, semoga semakin tertata dengan baik, menuju era Endemi ini, sehingga sesuai visi ‘Maju Bersama Sejahtera Bersama’ dapat terwujud,” terang Bupati Blitar.
Bupati perempuan pertama di Kabupaten Blitar ini juga mengingatkan, untuk warga yang hadir di siraman Gong Kyai Pradah, selain tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan prokes, seperti memakai masker.
“Namun jangan lupa juga, untuk tetap menjaga kebersihan dan keindahan Alun-alun Lodoyo dan sekitarnya. Supaya semua warga bisa nyaman di Alun-alun lodoyo ini,” jelas Bupati Blitar Rini Syarifah.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Parbudpora Kabupaten Blitar, Suhendro Winarso, bahwa siraman Gong Kyai Prada tahun ini dilakukan secara terbuka dapat diikuti oleh masyarakat, yang sebelumnya hanya dilakukan secara tertutup lantaran pandemi Covid-19.
Hendro juga menyebutkan prosesi jamasan Gong Kyai Pradah dilaksanakan sesuai dengan tradisi turun temurun.
“Sebelum prosesi siraman terlebih dahulu dilaksanakan serangkaian kegiatan secara bertahap diantaranya tirakatan, melekan dan slametan. Serangkaian kegiatan dilaksanakan secara bertahap. Ini sebagai wujud doa kita semuanya untuk kebaikan semuanya. Nah, siraman ini adalah puncaknya,” tutur Hendro Winarso.
Lebih lanjut Hendro mengatakan, Bendil Kyai Becak nama aslinya, sekarang kita kenal dengan Gong Kyai Pradah, dikeluarkan dari sanggar untuk disucikan atau dibersihkan, dirawat, istilah kita itu kan benda kuno ya, jadi perlu dirawat. Kalau secara simbol itu adalah penyucian jiwa dan raga kita, disucikan supaya semua bersih dan kedepan kita akan memasuki kehidupan dan suasana yang lebih baik.
Dan antusias masyarakat sangat luar biasa menyaksikan jamasan Gong Kyai Pradah, hal ini menunjukkan bahwa semangat masyarakat Blitar untuk nguri-nguri budaya masih sangatlah kuat.
“Ini merupakan modal kuat bagi Kabupaten Blitar, bahwa ada semangat menjaga aset budaya di Kabupaten Blitar,” pungkas Hendro Winarso. (adv/kmf/bonaji)