MADIUN, SMNNews.co.id – Peringati Hari Kesaktian Pancasila, Pemerintah Kabupaten Madiun menggelar upacara dengan tema “Bangkit Bergerak Bersama Pancasila” di lokasi Monumen Pembantaian Keganasan PKI di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Sabtu (1/10/2022).
Upacara dipimpin langsung oleh Bupati Madiun, Ahmad Dawami sebagai inspektur upacara dan diikuti sekitar 300 peserta dari berbagai instansi dan lembaga yang ada di Kabupaten Madiun.
Usai upacara, Bupati yang akrab disapa Kaji Mbing itu bersama sejumlah tamu undangan, mengunjungi relief yang menggambarkan kekejaman pemberontakan PKI yang terletak di bagian atas monumen.
Menurut Kaji Mbing, pemilihan lokasi upacara di Monumen Kresek itu, mengandunh harapan agar generasi muda memahami sejarah bahwa Madiun hanya sebagai lokasi aksi kekejaman mereka.
“Upacara ini diadakan di monumen keganasan PKI agar generasi memahami sejarah bahwa Kabupaten Madiun adalah korban kekejaman PKI. Mereka tidak punya nenek moyang di Madiun. Artinya, para pencetus PKI tidak dilahirkan di Madiun,” ungkap Kaji Mbing.
Kaji Mbing juga menambahkan, bahwa Monumen Kresek merupakan saksi sejarah kekejaman PKI pada masa itu, dan berharap kejadian seperti itu jangan sampai terulang lagi dengan alasan apapun. Ia juga menekankan bahwa rakyat Madiun yang pertama kali melawan para PKI.
“Ini sejarah, dan tidak boleh di ubah-ubah. Kitalah yang pertamakali melawan PKI,” tambahnya
Sementara itu, Dandim Madiun Letkol Inf Meina Helmi, berpesan agar ideologi Pancasila terus ditanamkan. Agar bangsa Indonesia khususnya di Kabupaten Madiun tetap rukun dan damai.
“Melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila, kita bersama menjaga keutuhan bangsa ini dengan mengamalkan nilai-nilai Pancasila,” ungkap Letkol Inf Meina Helmi.
Dandim menambahkan, upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila penting sekali untuk dilaksanakan guna mengenang terselamatkannya Pancasila dari beberapa ancaman pemberontakan yang mengganggu kedaulatan Republik Indonesia.
Monumen Kresek yang terletak di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, sendiri merupakan lokasi pembantaian korban PKI. Beberapa tokoh penting mulai dari kalangan ulama, pejabat pemerintah, polisi, tentara, hingga warga biasa dibantai secara kejam oleh PKI pimpinan Muso yang menguasai Madiun selama 12 hari.
Madiun akhirnya dapat kembali dikuasai oleh pemerintah setelah pasukan Siliwangi bersama rakyat pada 30 September 1948 melakukan perlawanan terhadap gerombolan PKI. (Dodik EP)
