MADIUN,SMNNews.co.id – Bagi Mohammad Djaelani (62 thn), berangkat haji dan beribadah di depan Ka’bah sudah jadi impiannya. Impian yang dia tanamkan di sanubari sejak tahun 1980-an.
Tak disangka, tahun 2022 ini, lebih ua puluh tahun ia menabung hasil kerja keras sebagai kuli bangunan, berhasil mengantarkannya berangkat haji.
Ayah tiga anak warga Saradan, Kabupaten Madiun ini mengaku bersyukur sebab bisa berangkat haji. Djaelani tergabung dalam Kelompok Terbang (Kloter) 7 Embarkasi Surabaya.
“Saya dulu merantau menjadi kuli bangunan sejak tahun 1980-an, saat itu sudah ada niat menabung untuk biaya naik haji,” kenang Djaelani.
Niat yang kuat untuk naik haji disertai kerja keras, hemat dan rajin menabung, dilakukan Ahmad Djaelani. Namun, itu saja belum cukup, Djaelani harus pandai memutar uangnya.
Dimulai dengan hasil tabungan selama menjadi kuli, yang hanya sebesar Rp5 juta, Djaelani mencoba membeli dan memelihara sapi. Berselang dua tahun, sapi itu pun dia jual dan membeli sawah seharga Rp10 juta.
“Ya di tahun 2007 itu, saya beli sapi Rp5 juta. Dua tahun kemudian dijual seharga Rp8 juta. Uang itu untuk membeli sawah walau masih harus ditambah dengan pinjaman,” ujarnya.
Pada tahun 2011, ia bernadzar jika ada yang membeli sawahnya dengan harga memadai, dia akan menggunakannya untuk daftar haji. Tak disangka, ada yang membeli sawahnya Rp25 juta tanpa menawar.
“Alhamdulillah, sekitar tahun 2011 ada orang yang membeli sawah saya Rp25 juta, langsung saya daftar haji,” ungkapnya.
Lebih 10 tahun menunggu, Djaelani tetap sabar dan menjaga kesehatannya. Tahun ini Ahmad Djaelani pun berangkat. Dia telah membuktikan, tak ada yang mustahil bagi Allah.
“Sulit dijelaskan, harus menghidupi keluarga dengan tiga anak sedangkan pekerjaan saya hanya kuli bangunan, namun selama ini dicukupkan segalanya oleh Allah, sampai saya bisa berangkat haji,” pungkasnya. (Penulis: Dodik Eko P)
