NGAWI, SMNNews.co.id – Kisah SMPN 3 Paron yang terletak di Desa Ngale, Kecamatan Paron, menjadi sorotan berbagai pihak.
Sekolah ini divakumkan sejak Juli 2019 lalu, namun secara administratif belum pernah ada SK apapun yang menyatakan bahwa sekolah tersebut ditutup. Bahkan tenaga tata usaha pun masih terdata sebagai PNS di SMPN 3 Paron.
Tanpa disangka, tahun ajaran 2019/2020 ini, sekolah tersebut membuka lagi Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan berhasil menjaring 53 siswa.
Sayangnya, kondisi sekolah sudah rusak. Adanya perbaikan yang tengah dilakukan saat ini, juga diklaim, dibiayai dari dana pribadi pelaksana tugas (plt) Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Muhyi.
Bahkan, Muhyi sampai beberapa kali meyakinkan bahwa mengecat dan memperbaki sekolah itu atas inisiatif dan dananya sendiri, tanpa berharap imbalan. “Saya lakukan sukarela, lillahi ta ala,” ucap Muhyi.
Mantan Kepala SMPN 3 Paron, Purwanto, mengakui bahwa keadaan di sekolah yang pernah dipimpinnya itu sebagian besar memang sudah rusak.
“Ada berita acara penyerahannya kalau soal itu, pertimbangannya kan sekolah sudah kosong jadi mengajukan permintaan ke Dinas Pendidikan untuk dimanfaatkan,” ungkap Purwanto.
Sedangkan BOS terakhir atas nama sekolah ini, sesuai catatan Kemendikbud, pada trimester pertama dan ketiga tahun 2019.
Sekretaris Dinas Pendidikan Ngawi, Fachrudin, mengakui bahwa sebagian aset SMPN 3 Paron memang dimanfaatkan oleh sekolah lain.
Namun rincian soal aset dan operasional sekolah sebel vakum, Fachruddin berkali-kali menyatakan tidak tahu karena belum menjabat.
“Saya meminta dukungan teman-teman penggiat media ya, agar aktifnya SMPN 3 Paron ini lancar. Ada puluhan anak yang siap belajar menjadi siswa di situ,” ujarnya.
Akibat pandemi Covid-19, siswa baru di SMPN 3 Paron, masih akan belajar secara daring, Namun Dindik sendiri sudah mengajukan anggaran di perubahan APBD Ngawi 2020 yang akan segera dibahas pemerintah. (iko/ari)
