Banyuwangi, suaramedianasional.co.id – Pendapa Kabupaten Banyuwangi Jumat pagi (22/3) tiba-tiba riuh. Anjing polisi, kenadaraan pengamanan bahkan water canon tampak mengepung lokasi tersebut.
Sejumlah pengunjuk rasa pun datang dan membuat ricuh karena tidak puas atas hasil hitung suara okeh KPU. Teriakan bahwa KPU curang dan tidak adil pun memanaskan suasana. Hal ini berlangsung sampai polisi bertindak tegas dan massa dapat dihalau oleh pasukan keamanan.
Begitulah suasana simulasi pengamanan Pemilu serentak 2019 yang digelar Polres Banyuwangi, Jumat (22/3). Gelar Pam Pemilu 2019 ini dipimpin langsung Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi dan diikuti personel gabungan TNI AD/AL, Polri dan Satpol PP.
“Simulasi ini akan menyamakan persepsi pelaksanaan pengamanan dan juga meningkatkan profesionalisme para petugas pengamanan,” kata Kapolres.
Banyuwangi disinyalir memiliki 205 TPS rawan dan 7 TPS sangat rawan.
“Jumlah 7 TPS sangat rawan itu klasifikasinya dari letak geografis, yakni 3 di lapas, 3 lagi di Songgon dan 1 di Kalipuro,” ungkap Taufik.
Kapolres juga menerangkan, pengamanan Pemilu tahun 2019 di Banyuwangi akan disiapkan 11.536 personel.
“Linmas yang paling banyak, yaitu sejumlah 10.240 personel, dan sisanya adalah jumlah Polri dan TNI,” kata Taufik.
Dalam simulasi tersebut, tahapan perhelatan pemilu, mulai kampanye, masa tenang, pengamanan hari pencoblosan sampai pengumuman hasil Pemilu oleh KPU. (rob)