TULUNGAGUNG, SMNNews.co.id – Setiap lekuk kehidupan pasangan suami istri membawa pada konsekuensi logis. Toleransi membawa terhadap ketidakpastian yang panjang butuh kemampuan beradaptasi terutama dikondisi Pandemi Covid-19, Rabu (11/6).
Kondisi diluar boleh dikatakan mencekam, tetapi urusan intim (ranjang) harus terus berjalan. Konstruksi otak laki-laki atas kebutuhan seksualitas menjadi latar belakang namun bukan berarti egois, sehingga perlu pemahaman dan komunikasi terbuka.
Relasi intim suami istri ketika di rumah perlu terus dibangun, aktifitas, ketahanan di ranjang pun perlu dijaga untuk ritme dan kenyamanan pada pasangan, terlepas situasi yang terjadi, sehingga kondisi nyaman pada psikologis pasangan terjaga dan tentunya berdampak pada penguatan psikologis anak-anak.
Ifada Nur Rohmaniah, M.Psi., Psikolog Konsultan Psikologi mengungkapkan, “Orang tua yang memiliki jalinan manis dan mesra tak perlu ragu untuk mengekspresikan dalam hal masih konteks wajar. Anak akan merasa aman ketika melihat kedua pasangannya menjalin kasih ketahanan mental anggota keluarga terdampak energi positif dari kehidupan berpasangan suami istri,” terang Ifada Nur Rohmaniah.
Hal itu dibenarkan oleh Praktisi Pendidikan dan seksualitas Ali Hamdan M. PdI, “Bahwa kebutuhan biologis terutama laki-laki tak sepenuhnya memahami sikon yang ada artinya kebutuhan ranjang-relasi intim kebutuhan yang terpenuhi,” ungkap Ali Hamdan. (Gusty Indh)