
Magetan, SMNNews.co.id – Sebuah perahu tenang melaju perlahan di Telaga Sarangan. Perahu itu harus dijaga keseimbangannya, karena penumpangnya istimewa, sebuah tumpeng berukuran setinggi dua meter.
Itulah tumpeng Gono Bahu, tumpeng nasi yag diarak keliling telaga. Berdampingan dengan tumpeng ini juga ada perahu bermuatan tumpeng Tidak Ripih. Tumpeng ini berisi sayuran dan hasil bumi.
Warga Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, mengikuti laju perahu dengan membawa ambengan. Ini adalah makanan dan hasil bumi yang akan dibagi dan sebagian dilempar ke telaga sebagi bentu sedekah bumi.
“Ini tradisi lama, sejaks aya kecil sudah ada dan selalu bikin saya ingin pulang ke Magetan,” ungkap Budi Santoso, warga Plaosan yang sudah lama bekerja di Semarang.
Tak hanya Budi Santoso, pengunjung yang memadati Telaga Sarangan, rata-rata sudah menantikan tradisi yang dilakukan setiap Jumat Pon di Bulan Ruwah ini. Tahun ini Labuhan Sarangan bertepatan tanggal 31 Januari 2025.
“Apalagi kami masuk Sarangan tadi digratiskan, tidak perlu bayar karcis. Jadi makin semangat ke sini,” ujar Andari Maura, seorang pengunjung.
Tradisi Labuhan Sarangan sendiri sudah berjalan ratusan tahun. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur warga di Sarangan pada Tuhan, sebab telah dikaruniai alam yang indah, tanah subur dan hasil bumi berlimpah.***
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!