PONOROGO, SMNNews.co.id – Pedagang Kaki Lima (PKL) di Aloon-Aloon Ponorogo, gelisah. Pasalnya, beredar kabar pemindahan PKL akan dilakukan seiring langkah Pemkab membangun trotoar di sekitar kawasan itu.
Kabar itu makin santer berhembus setelah kawasan sekitar Jl. Sudirman, mendapatkan sentuhan pembenahan dari Pemkab, pada tahun ini.
Tri Sasongko, salah satu pedagang baju di Aloon-Aloon Ponorogo, mengatakan kekhawairan itu saat momen kebersamaan antara PKL Ngudi Boga yang sedang merayakan hari jadinya ke-20.
Peringatan dilakukan paguyuban dengan Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Mikro (Perdagkum), Rabu (2/2/2022).
“Kalau pembangunan trotoar Jalan Sudirman sudah jadi, ada kabar bahwa PKL itu dibuang. Sebenarnya kami ini disayang atau makin ditendang? Kami juga dengar info bahwa kami mau dipindahkan,” kata Tri Sasongko.
Langkah Pemkab Ponorogo membebaskan pungutan retribusi, menurut Tri Sasongko, juga turut menyumbangkan rasa was-was atas tengara penggusuran PKL Alun- Alun Ponorogo.
Sedangkan, Ketua Paguyuban Ngudi Boga, Supri Hidayat, mengingatkan agar Pemkab Ponorogo dalam membangun kota, mempertimbangkan historis Aloon-Aloon yang selama ini menjadi sandaran bagi PKL dalam mencari nafkah. Potensi pembeli cukup besar di lokasi itu sebab menjadi salah satu titik kumpul masyarakat.
“Jangan sampai hanya memikirkan jadi taman saja, yang akan menawarkan keindahan kesejukan tapi bagi kami berarti mengancam mata pencaharian,” ujarnya.
Kepala Dinas Perdagkum Ponorogo, Bedianto, menegaskan, Pemkab tak akan menggusur PKL. Melainkan hanya akan menata keberadaannya.
Sedangkan mengenai kelonggaran tidak membayar retribusi pada PKL Aloon-Aloon Ponorogo, adalah kebijakan Pemkab. Hal itu justru didasari empati atas kesulitan ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19 dan diharapkan dapat meringankan beban para pedagang kecil
Pemkab juga mengamati banyaknya pedagang kecil terdampak pandemi. Bahkan ada yang sampai gulung tikar. Ini juga terlihat di Paguyuban Ngudi Boga sendiri, yang susut anggotanya selama pandemi, dari 257 kini tinggal 114 pedagang.
“PKL nantinya ditata, bukan digusur,” kilah Bediono, saat dimintai tanggapan atas kegelisahan para pedagang.
Bediono memaparkan, pembangunan kawasan Aloon-Aloon dilakukan demi memoles wajah kota semakin indah. Diantaranya dengan membangun trotoar di Jl. H.O.S. Cokroaminoto dan Jl.Sudirman. Kelak, akan diteruskan dengan membangun pula pedestrian di Jl. Sriwijaya dan Jl.Diponegoro.
“Makane, ayo bersama didukung. Itu kita berupaya membenahi agar ada taman yang asri, sejuk dan indah di Aloln-Aloon. Selain itu, pedagang pun ditata agar berdagang sesuai aturan yang berlaku,” ajak Bediono. (penulis Tri Mariyani)