MADIUN, SMNNews.co.id – Beras dari program Bantuan Sosial Pangan (BSP) di Kabupaten Madiun, dikeluhkan.
Hal itu karena beras bantuan ternyata masih banyak gabah dan ada kerikil, berbau serta warnanya cenderung kuning atau kemerahan.
Akibat kondisi beras bantuan seperti itu, keluarga penerima manfaat (KPM) program BSP, harus kembali menggiling (diselep) poles, agar lebih terlihat bersih.
“Beras bantuan ini juga ada bau apek meskipun sudah digiling ulang, jika ditanak, warna nasi juga lebih kuning,” ujar seorang warga di Desa Dimong, Kecamatan Madiun.
Keluhan ini direspon pemilik e-warung yang menyalurkan BSP untuk wilayah Dimong, bernama Supriyani. E-warung milik Supriyani sendiri sudah menyalurkan sekitar 450 sak beras.
Dia sudah membuat surat pernyataan untuk sanggup mengganti beras yang dikeluhkan itu, apabila memang berasal dari e-warungnya.
Pada surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai dan juga diketahui oleh Kades Dimong, Supriyani menyatakan, bila beras yang dikeluhkan itu berasal dari warungnya, dia akan mengganti dengan beras berkualitas baik.
Namun, warga yang ingin menukar atau mendapatkan beras layak, diminta datang sendiri ke penggilingan padi di Desa Sirapan, Kecamatan Madiun.
“Tetapi kalau ada yang dikeluhkan dan mau ditukar, ya menukarnya silakan ke penggilingan padinya langsung di Desa Sirapan. Kalau di sini semua, nanti menumpuk,” kelitnya.
Soal keluhan warga Dimong itu, ternyaa sudah diketahui Dinas Sosial setempat. Kepala Bidang Perlindungan Sosial di Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Andik Wijayanto, saat dikonfirmasi Selasa (4/1/2022), menyatakan bahwa beras dari program BSP yang diterima warga itu sebenarnya masih layak dikonsumsi.
Adanya keluhan mengenai beras bantuan yang berwarna dan berbau apek, menurut Andik Wijayanto, hanya oleh beberapa orang dan barangnya sudah diganti.
“Sudah diselesaikan dan diganti, sebetulnya maaih layak tapi ya diganti. Hanya ada beberapa orang, tidak semuanya,” kilah Andik Wijayanto. (Penulis : Dodik Eko P).