Jember, SMNNews.co.id – Ratusan Aktivis PMII Jember, melakukan aksi turun kejalan pada Rabu (16/06/2021), dimulai dengan Long March dari Double Way UNEJ menuju Kantor PEMKAB Jember.
Aksi tersebut langsung mendapat sambutan pemasangan kawat berduri yang menutup akses masuk kehalaman Kantor PemKab.
Para aktivis tersebut, menyuarakan kondisi darurat lingkungan hidup yang terjadi di Kabupaten Jember. “Jember itu basis agraris, lalu kemudian adanya tambang dan tambak ini tidak memperhatikan kepentingan ekologis”. Papar Faqih Alharamain Ketua PC PMII Jember.
Menurutnya berbagai tindakan eksploitasi industri pertambangan modern dan rencana pertambangan pasir besi serta segala bentuk pembangunan industri ekstraktif di Jember justru memicu semakin meningkatnya konflik dan pencemaran lingkungan hidup.
Dampak tersebut bisa dilihat pada wilayah-wilayah seperti Silo, maupun didaerah pesisir seperti Puger dan Paseban.
Faqih menegaskan bahwa PC PMII Jember berkomitmen untuk tetap melawan dan mengawal, sikap ini ditegaskan melalui press realese yang dikeluarkan oleh pihak PC PMII Jember sebelumnya, bahwa pihak PC PMII Jember bersikap;
1. Menolak dengan tegas kapitalisasi industri pertambangan dan pertambakan modern di pesisir selatan Kabupaten Jember
2. Menolak eksploitasi pertambangan galian C yang berpotensi merusak lingkungan Kabupaten Jember
3. Menekan pemerintah Kabupaten Jember untuk menyelesaikan konflik horizontal antara perusahaan dengan masyarakat terdampak pertambangan dan pertambakan modern
4. Menekan pemerintah untuk menghentikan kriminalisasi dan intimidasi terhadap petani dan nelayan
5. Segera revisi PERDA Nomor 1 Tahun 2015 Tentang RTRW agar berpihak kepada masyarakat
“Yang pasti selama PMII Jember masih hidup, jangan pernah berharap investor bisa tidur dengan tenang. Dan selama PMII Jember masih bergerak kami menjamin bahwa Jember tidak akan hancur”, kata Soni Supianto Prasetyawan KorLap Aksi PMII Jember.
“Kami akan terus mengawal, selama PMII masih hidup dan tetap bergerak” imbuhnya.
Ditutup dengan pemasangan hasil petisi di depan Kantor PemKab, sekitar tengah hari tadi Bupati Hendy pun enggan untuk keluar menemui massa.
Faqih menambahkan, “Kalo mau aspiratifkan, ini kita mendatangi sebagai organ mahasiswa yang memang menyoroti betul salah satu sektor di Jember”.
“Justru membantu ini, bagaimana meneropong perhari ini aturan-aturan yang ada, seharusnya menemui kita merakyat dengan kita, lalu dialogkan karena ada prinsip musyawaroh diera demokrasi ini”. Imbuhnya.(yulianata L.)