NGAWI, SMNNews.co.id – Intoleransi yang banyak terjadi, serta semakin kikisnya nilai gotong-royong masyarakat Indonesia, menjadi keprihatinan anggota Komisi II DPR RI, Johan Budi Sapto Pribowo.
Mantan juru bicara KPK ini menilai, toleransi dan gotong royong merupakan warisan adiluhung bangsa yang tidak boleh hilang.
“Intoleransi ini harus dicegah, kita kembalikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat Indonesia,” kata Johan.
Hal itu dikatakan Johan Budi saat melaksanakan sosialisasi empat pilar kebangsaan, di Pendapa Wedya Graha Ngawi, Selasa (11/02/2020).
Sosialisasi dilakukan bersama Bupati Ngawi, Budi Sulistyono dengan moderator Ketua DPRD, Dwi Rianto Jatmiko.
Johan Budi menegaskan sebagai anggota MPR, dirinya mengemban tugas melaksanakan sosialisasi empat pilar kebangsaan yakni UUD, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Apalagi, beberapa pembelokan sejarah juga selalu diupayakan oleh pihak tertentu yang tidak ingin Indonesia tentram.
Upaya itu misalnya di masa orde baru, berbagai cara ditempuh untuk menghilangkan jejak peran Soekarno mengukir sejarah bangsa Indonesia. Padahal, Soekarno selain menjadi proklamator kemerdekaan, juga pencetus Pancasila.
“Hingga akhirnya di era pemerintahan Pak Jokowi, ditetapkan Hari Lahir Pancasila yakni pada 1 Juni, ini diambil dari pidato Bung Karno,” ujarnya.
Johan Budi juga menjelaskan, pencegahan paham radikalisme tetap penting dilakukan, termasuk di kalangan ASN.
“Di semua kementerian sudah dilakukan sosialisasi deradikalism, selain itu juga diakomodir usulan Komisi II DPR RI agar dalam tes CPNS memasukkan materi tentang empat pilar kebangsaan,” ujarnya.
Sosialisasi empat pilar kebangsaan itu sendiri, diikuti kepala desa, kepala sekolah, kepala OPD, camat-camat dan unsur masyarakat lainnya. (ari)
