NGAWI, SMNNews.co.id – Bupati Ngawi, Budi Sulistyono, batal menjadi 10 orang pertama yang menjadi percontohan vaksinasi, Rabu (27/01/2021). Kendalanya, usia bupati sudah melebihi 60 tahun,
Meskipun demikian, istrinya yang merupakan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Ngawi, Antiek Sulistyono, turut mengikuti vaksinasi ini.
Vaksin tahap pertama di Ngawi dijatah 2.680 dosis. Selain 10 orang tersebut, sasaran prioritas akan diberikan pada tenaga kesehatan.
“Saya sebenarnya siap divaksin, juga agar bisa jadi contoh dan jaminan bagi masyarakat bahwa vaksin ini aman dan halal. Tetapi, secara usia memang bukan prioritas sasaran,” ungkap Kanang, sapaan akrab Budi Sulistyono.
Kanang, mengaku, dirinya juga merasa memiliki resiko tinggi dengan segala tugasnya. Namun, tak menjadi sasaran pertama vaksinasi, tidak akan membuat semangatnya kendor. Dia justru melontarkan ketertarikan untuk mencoba donor darah plasma kovalensen.
“Karena menurut berbagai informasi, kan ada cara lain untuk bisa membentuk kekebalan tubuh, termasuk donor plasma darah kovalensen. Saya mungkin akan menempuh alternatif itu,” ujar Kanang.
Donor plasma kovalensen diberikan oleh mantan penyintas Covid-19, kepada orang lain setelah memenuhi persyaratan tertentu. Diharapkan dengan cara ini akan terbentuk kekebalan tubuh alami pada penerima donor.
Kanang mengaku belum tahu kapan akan melakukan donor darah plasma itu. Namun, langkah yang dapat ditempuhnya, adalah dengan lebih menjaga diri dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
Percontohan 10 sasaran vaksin saat launching ini, akhirnya sukses untuk 9 orang saja yaitu Wakil Bupati, Kapolres, Dandim, Wabup terpilih beserta istri, Kajari, Dan Yon Armed, Kepala PN dan Ketua Tim Penggerak PKK.
Sedangkan Kepala BPPD Ngawi, Prilla Yuda Putra, gagal divaksin karena tekanan darahnya melebihi normal. Sampai tiga kali pemeriksaan, tekanan darah Yuda selalu tinggi, sehingga tim medis membatalkan menyuntiknya. (ari)