NGAWI, SMNNews.co.id – Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Ngawi, makin berkembang beberapa tahun terakhir.
Elok Fauziah, seorang penggiat UMKM, menyatakan, saat ini kendala UMKM masih berkutat pada permodalan, pengetahuan dan membuka pasar di era digital.
“Sampai sekarang, banyak bahan untuk pengemasan atau pakacging yang belum bisa disediakan di Ngawi. Kami harus mencarinya ke kota lain,” ungkapnya.
Sedangkan Bupati Ngawi, Ony Anwar Harsono, mengaku yakin produk UMKM di wilayahnya layak diperhitungkan. Hal itu dikatakannya dalam launching branding UMKM, Kamis (1/4/2021).
Menurut Ony Anwar, potensi UMKM perlu dilirik sebab terbukti tangguh bertahan saat pandemi pada 2020. Dia berharap, UMKM bisa menjadi ujung tombak daya ungkit ekonomi masyarakat. Apalagi, UMKM juga terbukti pelopor dalam menyerap tenaga kerja lokal.
Sebagai Bupati Ngawi, Ony mengaku berkomitmen menjaga semangat dan kekuatan UMKM itu dengan mengintervensi hal yang mendukung perkembangannya.
“Pemkab mendorong agar pelaku UMKM juga familiar dengan kemajuan teknologi dan mengenal digital marketing. Tak hanya produk yang berkualitas dan harga kompetitif, namun juga pengemasannya baik,” ujar Ony Anwar.
Pemkab juga membantu terbukanya produk UMKM masuk ke berbagai toko modern. Beberapa langkah sudah ditempuh, misalnya mengadakan pelatihan pengemasan dan merek, sampai fasilitasi sertifikat halal dari MUI untuk beberapa produk kuliner.
Diakui oleh Ony, perlu tersedia tempat representatif untuk makin mendorong makin terbukanya pasar offline. Ony berencana aset Pemkab berupa ruko plaza di Jl PB Sudirman, dijadikan pusat wisatawan di Ngawi kota dan bisa dimanfaatkan sebagai etalase produk UMKM.
Sampai saat ini, potensi UMKM di Ngawi diperkirakan sedikitnya menggerakkan 50 ribu pelaku. Apabila masing-masing memberi lahan kerja pada dua orang saja, ada 100 ribu tenaga kerja terserap.
“Hal itu setara 25 persen angka penduduk usia produktif yang ada di Ngawi. Jadi potensi UMKM memang harus dijaga dan tak boleh ditinggalkan,” pungkasnya. (ari)
