Ngawi, suaramedianasional.co.id – Puluhan anggota DPRD Ngawi, Senin siang (11/3) mencoba ruang paripurna di gedung yang baru direstorasi. Mencoba gedung baru atau diistilahkan ngreyen ini, tanpa ditandai selamatan namun langsung dipakai untuk rapat paripurna dalam rangka pembentukan 3 panitia khusus di DPRD setempat.
Keseluruhan nilai restorasi gedung sebesar Rp 6,8 M dari dana APBD 2018 tersebut, ternyata tetap tak menjadikan gedung ini dinilai sempurna. Beberapa hal sempat disoroti walaupun mereka mengakui ruangan lebih luas dan lapang. “Secara keseluruhan, ruang paripurna lebih baik dari sebelumnya, lapang dan juga pendingin udara lebih baik dari sebelumnya,” ungkap Sadik, anggota Komisi II DPRD Ngawi.
Sadik hanya menyayangkan elevasi lantai gedung yang semuanya berkarpet abu-abu. Moel lantainya trap dengan perbedaan ketinggian sehingga ada elevasi sebanyak tiga tingkat dengan tinggi tingkatan setara satu batu bata. Elevasi berkarpet sama ini sudah coba diakali dengan diberi isolasi warna hitam pada jalanan tengah, namun sebelum paripurna dimulai memang ada beberapa orang yang sempat tersandung karena tidak menyadari adanya undakan di sisi tertentu. “Memang kalau mau sempurna ya harus direnovasi semuanya,” ujar Sadik yang juga Ketua Fraksi PKS ini.
Sedangkan Ketua Fraksi PDIP, Sutrisno mengaku senang edngan gedung baru terutama ruang paripurna yang sekarang memiliki sound system yang lebih baik. Sudut pandang dewan saat paripurna kemarin juga lebih fokus ke tengah. “Namun layar monitor belum bisa menilai ya, karena belum difungsikan tadi kan,” ungkapnya.
Sementara itu, Suliestyanto, Wakil Ketua DPRD Ngawi juga menyoroti undakan yang diberi warna karpet sama sehingga beberapa orang hampir terjatuh. Selain itu, meja dan kursi yang ditata berlajur juga tampak tidak diperhitungkan sebelumnya. “Mungkin karena restorasi gedungnya dilakukan Dinas PUPR sementara mebelair pengisi melalui pengadaan yang dilaksanakan sekretariat DPRD setelahnya, namun menurut saya, sebenarnya bisa saja dikoordinasikan agar bisa sinkron dan terlihat lebih customic,” ungkapnya.
Undakan yang seolah tidak ada beda antara satu lantai dan lainnya menurut politisi dari Gerindra ini memang juga harus dipikirkan. Apalagi bila hal itu bisa menyangkut keselamatan seseorang. “Kan harus dipikirkan jangka panjangnya, mungkin bisa diberi warna karpet beda atau pewarnaan lain khusus pada sudut-sudut yang menunjukkan batas undakan,” sarannya.
Paripurna DPRD pada siang hari itu, diikuti 37 anggota dan membentuk tiga panitia khusus yakni pansus tentang pengendalian menara seluler, air limbah dan cadangan dana untuk keperluan Pilbup 2020. (ari)