Banyuwangi, SMNNews.co.id – Tak puas hanya sampai di Komnas Ham saja, ketiga warga pakel,licin, Banyuwangi tersebut melanjutkan perjuangan demi mendapatkan keadilan yang sebenar- benarnya. Perjuangan warga pakel itu masih didampingi oleh (Walhi) Jawa Timur dan langsung menuju Mabes Polri untuk berorasi, Jumat (21/01/2022).
Dalam siaran Perss nya Di depan kantor Mabes Polri Tim TEKAD GARUDA dan Tim Advokasi untuk Demokrasi melaporkan anggota Polresta Banyuwangi ke Devisi Propam Polri.
Adapun kronologi kejadian Kebrutalan oknum polisi terhadap Warga Rukun Tani Sumberejo Pakel-Desa Pakel sebagai berikut, “Bahwa pada Jum’at (14/01) Pukul 00:21 Wib, 1 solidaritas berinisial ES (21) dari mahasiswa, FZ (19), HR (30) dan WL (43) warga yang menanyakan maksut adanya polisi di tengah malam berada dalam tanah sengketa Desa Pakel,” kata sholeh selaku perwakilan LBH Surabaya perwakilan dari TEKAD.
Bahwa sebelum 1 solidaritas dan 3 warga mendapat kejelasan maksut polisi masuk di dalam lahan tanpa pemberitahuan telah mengalami pemukulan secara brutal, bahkan di hajar, di injak, bahkan dipukul dengan gagang senjata hingga mengalami luka bocor di kepala.
Bahwa pihak kepolisian didalam kebun bersama dengan pihak keamanan kebun bernama MS yang turut serta mengeroyok 1 solidaritas dan 3 Warga.
Sholeh juga mengatakan,” Bahwa menurut keterangan ke-4 korban polisi mengancam akan menembak korban. Sedikitnya terdapat 2 mobil dengan 15 personil yang di pimpin oleh kasat dan ka polsek licin.
Bahkan ke-4 korban sempat berupaya kabur namun di kejar oleh pihak kepolisian dan 2 orang di pegang lalu dipaksa masuk ke dalam mobil beserta 1 sepeda milik warga yang di naikkan. Namun sudah dikeluarkan setelah polisi di cegat secara beramai-ramai oleh warga.
Namun ketika di tanya oleh warga pengakuan polisi yang menyebutkan jabatannya sebagai kasat dan kapolsek licin ditugaskan oleh atasan untuk menjaga keamanan,” tuturnya.
Dikatakan pula oleh sholeh, ketika ditanya surat perintah pihak kepolisian tidak dapat menunjukkan dan hanya membaca melalui ponsel. Seharusnya surat perintah di sampaikan di awal. Dan sebelumnya pada Kamis (13/01) di pagi hari saat petani bekerja di kebun, menemukan 1 topi baret polisi di bawah pohon yang roboh di rusak.
Sholeh juga menambahkan, “1 solidaritas mengalami cedera luka dalam karena di injak-injak dan harus terapi pijat tradisional, dan FZ mengalami luka lebam di pelipis kanan dan perut, HR mengalami sakit ditenggotokan katena di cekik dan di piting, serta WL yang mengalami luka bocor seperti yang disebut di atas,” pungkasnya. (rica)