NGAWI, SMNNews.co.id – Anemia menjadi salah satu ancaman kesehatan yang dapat menghinggapi setiap keluarga. Perempuan diharapkan menjadi garda depan perlawanan terhadap ancaman anemia tersebut.
Hal itu dikatakan Nugrahaningrum, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3AKB) Kabupaten Ngawi.
Anemia menjadikan seseorang kekurangan zat hemoglobin dan dapat mengalami gangguan kesehatan serius. Masalahnya, remaja dan para perempuan rentan mengalami anemia ini.
DP3AKB Ngawi sedang berupaya agar tiap keluarga terutama kaum perempuan sadar akan ancaman anemia tersebut.
Anemia akan membuat seseorang menjadi lesu, mudah lelah dan malas. Pada perempuan dan remaja perempuan, kerentanan ini semakin tinggi karena mereka masih menghadapi siklus haid dan berbagai hal lain.
“Banyak menimpa perempuan, anak dan remaja. Anemia bisa mengancam kecerdasan dan produktifitas generasi penerus,” ungkap Nugrahaningrum.
Kepala dinas yang juga seorang dokter ini juga mengemukakan, berbagai masalah perempuan dan program untuk mengatasinya, harus pula berjalan seiring dengan pemahaman darinmereka.
Perlu dicegah terjadinya ironi ketika perempuan sebagai sasaran program, malah tidak mengerti problem yang mereka hadapi. Termasuk tentang anemia. Hal ini menjadikan anemia belum bisa hilang sebagai masalah kesehatan yang mengancam generasi Ngawi.
“Seringkali gejala anemia dan gangguannya tidak disadari karena merasa masih bisa beraktifitas. Jarang yang tahu dan sadar sehingga tidak memeriksakan diri,” tambahnya.