Surabaya, SMNNews.co.id – Kegiatan Kemah Akbar SMKN 2 Surabaya yang dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu tanggal 30 hingga 31 Agustus lalu, tepatnya di bumi perkemahan kebun teh Lawang Malang Jawa timur, membawa dampak Yang sangat positif bagi siswa-siswi SMK negeri 2 Surabaya dalam membangun karakter Anak anak bangsa.
Kegiatan Yang diikuti oleh para guru dan karyawan SMKN 2 serta semua siswa kelas 10,tampak terlaksana dengan tertib, lancar,dan penuh antusias dari para peserta. sedangkan jumlah peserta pada gelaran ini,ada kurang lebih 70 guru dan 806 siswa.
Hadir dalam acara ini Kepala SMKN 2 Surabaya Drs.Djoko Pratmojo Yudhi Utomo MM.yang sekaligus sebagai penanggung jawab dari kegiatan ini,Waka kesiswaan Drs Rusbandi,MM dan Dr Tri Wiro Parno Ningrum, Sebagai pembicara dan narasumber.
Dalam sambutannya Drs Djoko Pratmojo selaku kepala sekolah SMKN 2 Surabaya mengatakan”kegiatan ini kami laksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kedisiplinan, kinerja dan pola pikir Anak anak diharapkan dapat memberikan apresiasi dan kreasi serta menjadi siswa yang berkompeten dan mempunyai daya saing di era globalisasi.Sehingga nantinya yang menjadi tujuan utama dan diharapkan dapat membentuk generasi yang cerdas,tangguh dan bertanggung jawab.
Sedangkan pada acara seminar sehari yang bertemakan, pendidikan sekolah ramah disabilitas, masih dalam sambutannya,Drs Djoko Pratmojo mengatakan”sebenarnya tujuan utama dari giat seminar sehari ini adalah mengubah pola pikir para guru dan pembimbing dalam mendidik para siswa Yang berkebutuhan khusus dan menjadikan SMKN 2 Surabaya sebagai satu satunya sekolah di kawasan ini sebagai sekolah Ramah Remaja.”
Pada kesempatan selanjutnya tentunya masih dalam koridor seminar Sekolah Ramah Disabilitas,Dr Tri Woro parnoningrum,M.pd sebagai pembicara menyampaikan ulasannya, melayani jauh lebih baik dari pada dilayani.marilah kita menjadi”pelayanan” yang baik untuk anak didik kita Yang berkebutuhan khusus.semua Guru harus bisa menjadi pendamping bagi siswa yang berkebutuhan khusus, menjadi pelayanan/pendampingan tidak hanya jadi tugas dari guru BP/BK tetapi menjadi tanggung jawab semua guru, pendataan lengkap anak berkebutuhan khusus Sangat penting untuk memberikan treatment yang baik untuk sisi tersebut.Dan terakhir, stop lebelling inklusi terhadap anak berkebutuhan khusus dan jadikan sekolah “Ramah Remaja” pungkasnya.(Bry)