BANYUWANGI, SMNNews.co.id – Memasuki bulan Ramadan harga gabah justru mengalami penurunan drastis hal tersebut dianggap hal yang antitesa dan aneh. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua DPRD Banyuwangi, Ruliyono kepada beberapa wartawan usai mengikuti Rapat Paripurna Istimewa di DPRD Banyuwangi, Kamis (6/4/2023).
Menurut Ruliyono, Saat ini semua kebutuhan banyak diserap oleh masyarakat dan volume kebutuhan kian bertambah Seharusnya beras ini sesuai dengan hukum dagang apabila stoknya sedikit maka harganya tambah mahal.
“Apabila persediaan beras milik Bulog masih banyak, itu perlu dipastikan, Beras itu diambil dari lokal atau justru impor dan Itu perlu dipastikan,” tegasnya.
Masih kata Ruli, Sebab apabila tidak terkontrol, maka dikhawatirkan dapat menyebabkan inflasi yang berimbas pada harga jual komoditi lainnya.
“Perlu dipikirkan bagaimana harga ini tidak sampai merugikan petani,” pintanya.
Sementara itu menurut Informasi yang ada di lapangan saat ini harga gabah dari petani yang semula Rp 6 ribu per kilogram turun menjadi Rp 5,8 ribu per kilogramnya. Hal itu dinilai memberatkan petani, sebab penurunan harga terjadi menjelang lebaran.
“Kalau saya yang jelas sangat prihatin karena seharusnya bulan puasa ini kesempatan para petani untuk meraup hasil,” tuturnya.
Ruliyono juga menyampaikan, melihat kondisi yang ada saat ini menjadi tugas Bulog dan Dinas Pertaninan Kabupaten Banyuwangi untuk memantau perkembangan harga-harga produk pertanian.
Ruliyono menambahkan, Pihaknya juga merasa prihatin karena bulan Ramadan kebutuhan beras selama ramadan dan lebaran seharusnya cukup untuk mendongkrak harga jual beras.
“Lah ini kok harga gabah malah anjlok,” ucapnya.
“Saya harap eksekutif segerah mencari solusi dan melakukan langkah kongkrit untuk menyetabilkan harga jual gabah dan memastikan supaya jangan sampai merosot,” pungkasnya. (adv/rica)
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!