NGAWI, SMNNews.co.id – Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Ngawi, khususnya yang bergelut di bidang kerajinan tangan, tak ingin terus terpuruk dihantam pandemi virus corona.
Mereka memanfaatkan maraknya kebutuhan masker di masa pandemi ini dengan membuat masker kreasi. Pelaku usaha kecil yang kebanyakan perempuan ini, membuat masker yang fashionable namun tetap sesuai standar kesehatan.
“Sejak ada pandemi, praktis orderan kerajinan juga macet. Sampai akhirnya kami membuat masker kreasi itu, terhitung sejak April sampai sekarang, ” ujar Elok Fauziah, pelaku usaha kerajinan dari Elok Handycraft.
Elok sendiri merupakan salah satu perajin masker dengan ciri khas kainnya dilukis. Hal ini sebenarnya tak terlalu jauh beda dengan hasil produksinya selama ini, diantaranya tas, jilbab dan gamis yang juga dilukis.
Sebagian perajin masker lain, memiliki ciri khas berbeda, seperti berbahan batik khas Ngawi, sampai masker rajut yang di dalamnya dilapisi kain katun agar tetap sesuai standar kesehatan.
Harga masker dibandrol antara Rp 10 ribu – Rp 35 ribu per lembar, atau tergantung bahan yang digunakan. Para perajin masker ini juga yakin, kebutuhan masker akan terus mengalir selama pandemi belum berakhir.
“Membuat masker kreasi ini cukup memberi tambahan penghasilan. Sebulan, saya sendiri rata-rata omset kotor bisa Rp 2 juta sampai Rp 3 juta,” ujar Elok.
Mengandalkan pemasaran via media sosial dan komunitas, masker karya Elok dan kawan-kawannya, berhasil menembus pasaran berbagai kota, bahkan ke Malaysia.
Para perajin masker ini juga mendapat pesanan dari berbagai instansi, termasuk KPU Ngawi yang memasrahkan pemenuhan masker para penyelenggara pilkada, pada UMKM lokal. (ari)
