NGAWI, SMNNews.co.id – Membran gedung amphyteater kembali robek untuk ke sekian kalinya. Robekan besar itu diketahui sejak Selasa sore (27/10/2020).
Robekan besar itu membuat membran jatuh menjuntai sampai ke lantai. Kondisi amphyteater pun terekspos dan tampak di sebagian lantai keramiknya mulai bertumbuh rumput dan tanaman liar.
“Sebenarnya kami ada rencana pembenahan, dibersihkan lantainya dan juga akan ada pengecekan membran karena sehari sebelumnya dilaporkan robek sekitar satu meter,” ungkap Rudi Sulisdiana, Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Ngawi.
Rudi pun mengakui gamang dengan biaya perbaikan membran yang sudah terlanjur robek. Biaya perbaikan membran diakuinya tidak murah.
Selama ini bangunan terbuka beratap membran, yang menjadi tanggung jawab Disparpora ada beberapa lokasi.
Namun, atap-atap membran itu selama ini terbukti mudah rusak dan menguras biaya perbaikan yang tak sedikit. Akhirnya, sebagian dilepas begitu saja dan tidak dipakai lagi.
“Kami sudah pernah memperbaiki atap membran lapangan tenis menghabiskan Rp 30 jutaan, padahal tidak selebar ini. Robekan membran ini belum tahu akan menghabiskan berapa banyak,” keluh Rudi.
Saat ini, langkah antisipasi yang akan dilakukan adalah menurunkan semua membran. Hujan dan angin yang masih selalu terjadi di Ngawi mengakibatkan was-was membran yang tersisa akan robek lagi.
“Kami akan turunkan dulu dan konsultasi dengan pihak yang biasa memperbaiki membran, kalau biayanya terjangkau ya bisa saja diperbaiki, kalau mahal ya biar tanpa atap dulu,” ujar Rudi.
Amphyteater sendiri tidak memiliki anggaran pemeliharaan secara khusus. Pemeliharaan gedung ini masuk menjadi satu dengan biaya pemeliharaan area Alun-alun Ngawi. (Iko/ari)