Tulungagung, SMNNews.co.id – Permasalahan penanganan kegawatdarutan di IGD RSUD dr. Iskak Tulungagung cukup beragam apalagi dalam kondisi Pandemi Covid-19 saat ini, yaitu tingginya angka kematian kurang dari 24 jam, Selasa (21/4).
Kerancuan dalam pemilahan tingkat kegawatan, banyaknya komplain masyarakat, keterlambatan pelayanan, dan belum memiliki tenaga kesehatan yang terlatih ditambah dengan pemilahan pasien–pasien Covid-19 (ODP dan PDP) yang infeksius di saat pandemi ini.
Di sisi lain, RSUD dr. Iskak Tulungagung merupakan rujukan pelayanan covid- 19 provinsi jawa timur dan rujukan kegawatdaruratan fasilitas kesehatan lain di Kabupaten Tulungagung. Selain itu juga rujukan regional bagi Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Trenggalek, dan Pacitan.
Dibutuhkan strategi dan sistem yang berguna memecahkan masalah pelayanan covid- 19 Dan Kegawatdaruratan tersebut, RSUD dr. Iskak Tulungagung mendesain Instalasi Kegawatdaruratan Modern.
IGD modern merupakan sistem pelayanan kegawatdaruratan yang mengutamakan kecepatan, ketepatan dan keamanan dengan menggunakan zona respon. Pemilahan pasien gawat darurat dilakukan sejak di triage primer. Pasien dengan kondisi gawat darurat dimasukkan ke zona kritis (red zone) dengan response time 0 (nol) menit.
Pasien tidak gawat dimasukkan triage sekunder dan selanjutnya mendapat pelayanan kategori red zone, yellow zone, green zone dan Covid room sebagai pelayanan ODP dan PDP.
Kepala IGD RSUD Dr. Iskak Tulungagung dr. Bobi Prabowo SpEm menerangkan, “Covid room ini dipersiapkan sebagai pelayanan ODP dan PDP di IGD RSUD Dr. iskak, tidak mudah saat mempersiapkan pemilahan pada pasien-pasien ODP dan PDP apalagi saat ini didaerah tersebut telah menjadi salah satu daerah transmisi penyakit Covid- 19.”
“Penyakit Covid-19 sangat mudah menular baik secara airborn maupun droplate atau kontak untuk itu tidak mudah untuk rumah sakit menyediakan tempat khusus pelayanan pasien-pasien Covid-19 yang tidak bisa dibarengkan dengan pasien-pasien lainnya. Pelayanan pasien-pasien Covid-19 juga membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) yang lengkap untuk menghindari penularan ke tenaga kesehatan dan juga sistem pelayanan di rumah sakit harus mempunyai alur pelayanan tersendiri dengan ruangan perawatan isolasi tersendiri,” sambungnya.
“Hal ini membutuhkan biaya yang cukup besar di masa pandemi covid-19. Dibedakan menjadi beberapa jenis APD sesuai dengan pelayanan APD yang digunakan, yaitu APD Level I untuk petugas Triage IGD, Level II untuk pelayanan gawat tidak darurat di Yellow zone dan Level III dengan menggunakan Gaun untuk pelayanan gawat darurat di Red zone dan Level III dengan Hazmat untuk pelayanan di Triage Covid zone (covid room),” ungkap dr. Bobi Prabowo SpEm. Sasaran program ini adalah masyarakat Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya yang menggunakan fasilitas pelayanan gawat darurat terpadu artinya bekerja bareng menjadi teamwork yang kuat dalam pelayanan kegawatdaruratan wilayah.(Gusty Indh)