HomeBERITATikus Merajalela, Petani Nekat Gropyokan Sampai Bantaran Tol

Tikus Merajalela, Petani Nekat Gropyokan Sampai Bantaran Tol

Gropyokan tikus di Desa Mojomanis Kecamatan Kwadungan dibantu petugas jalan tol Jumat (24/01/2020)

NGAWI, SMNNews.co.id – Apalah arti menanam padi bila dihabiskan tikus, bahkan ketika baru berusia 30 hari.

Kegeraman petani di Desa Gemarang, Kecamatan Kedunggalar dan di Desa Mojomanis, Kecamatan Kwadungan, agaknya dapat dimaklumi, hingga mereka pun nekat mengadakan gropyokan pada Kamis (23/01/2020) dan di Mojomanis pada Jumat pagi (24/01/2020).

Selain oleh petani sendiri, petugas jalan tol juga turut larut dalam gropyokan di Mojomanis. Ratusan tikus yang sudah berhasil dipaksa keluar sarang langsung diburu dan dibunuh oleh para petani.

Bukan hanya di sekitar persawahan, namun perburuan juga dilakukan di gundukan tanah bantaran jalan tol. Sebagian petani nekat membobol pagar berduri yang menjadi pembatas demi bisa memaksa keluar tikus-tikus yang bersarang di sana.

Sebelumnya, petani mengaku sudah mengupayakan berbagai cara untuk dapat memberantas tikus. Namun posisi sawah mereka yang bersisian dengan bantaran tanah pinggir penyangga jalan tol juga turut mendukung tikus tetap berkembang biak. Bantaran tol itu tanah kering yang rawan menjadi sarang tikus tanpa perlu khawatir diganggu.

“Kami sudah berikan racun, asap, pakai gas, menanam berbagai tanaman yang katanya tikus tidak doyan, tapi ternyata tetap ada saja tikusnya,” ungkap Ikhsan, petani Gemarang.

Diperkirakan di Gemarang saja, sudah sekitar 40 hektar sawah yang diserang tikus. Petani berharap, ada pembersihan rumput-rumput di sekitar bantaran tol agar tak semakin menyuburkan perkembangbiakan tikus.

Serangan tikus menjadi keluhan petani di hampir semua kecamatan di Ngawi. Namun saat ini ada 6 kecamatan yang mengalami secara parah dan letak persawahan berada di sepanjang bantaran tol. Diantaranya terjadi di Kwadungan, Padas, Paron, Kedunggalar, Widodren dan Mantingan.  

Saat ini Pemkab Ngawi melalui Dinas Pertanian sudah memberikan berbagai kiat namun tampaknya tak cukup efektif hasilnya. Salah satu yang dilakukan bekerjasama dengan pengelola jalan tol, memberikan paggupon untuk pengembangan burung hantu.

Burung hantu diharapkan dapat membantu petani memberantas tikus-tikus dengan cara alami. Hal ini karena burung hantu atau tyto alba, adalah predator alami untuk tikus. (ari)

ARTIKEL LAINYA

BERITA LAINYA

Dinas LH Kabupaten Asahan Gelar Halal Bihalal

ASAHAN, SMNNews.co.id - Untuk mempererat tali silaturahmi Keluarga Besar Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Asahan menggelar Halal Bihalal dengan seluruh ASN dan Non ASN...

Sinergi TNI – Polri, Lakukan Pamturlalin di Pasar Waru Pamekasan Lancar Terkendali

PAMEKASAN, SMNNews.co.id - Hari Kamis adalah hari pasaran di Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan, anggota Polsek dan Koramil Waru tampak lakukan pengamanan dan pengaturan arus...

RSUD Bangil Gelar Focus Group Discussion (FGD) Bersama Anggota Komisi 4 Dewan DPRD dan Awak Media

PASURUAN, SMNNews.co.id - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bangil Kabupaten Pasuruan, Mengadakan Focus Group Discussion (FGD) bersama Anggota Dewan Komisi 4 Perwakilan Rakyat Daerah...