Surabaya, suaramedianasional.
Sebanyak tujuh rumah hangus terbakar pada Jumat 12 April lalu dan sejumlah korban memgungsi ke posko. Risma pun berjanji membantu para korban mendapatkan tempat untuk tinggal. Mereka untuk sementara akan ditempatkan di rumah susun Tambakrejo.
Pertimbangan menempatkan para korban ke rusun itu karena memperbaiki rumah mereka yang sudah terbakar, akan lebih sulit dan makan waktu. “Kita tawarkan pada yang mau, saya siapkan dulu rusun di sana, nanti kalau sudah siap, bapak ibu kami bantu pindahan ke sana,” kata Risma.
Perbaikan pada rumah korban juga sulit dilakukan karena rata-rata bukan hak milik mereka. Seandainya tanah dan rumah itu atas nama mereka sendiri, Pemkot dapat membantu melalui programe Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh (RSDK).
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memberi alternative kepada korban kebakaran agar mau pindah ke rusun. Selain bantuan berupa rusun, Pemkot Surabaya juga memberikan bantuan berupa sepeda, untuk alat transportasi bagi anak-anak korban kebakaran untuk bersekolah.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan, hari ini pihaknya bakal membantu evakuasi pindahan korban kebakaran ke rusun. Di rusun tersebut, semua sudah tersedia. Selain bantuan berupa rusun, Pemkot Surabaya juga memberikan bantuan berupa pakaian, selimut, dan sarung. Para korban kehilangan semua harta mereka bahkan hanya baju yang tersisa di badan mereka. “Di rusun, semua sudah tersedia, kami juga membantu memberi pakaian dalam, selimut dan sarung,” kata Eddy.
Penyebab kebakaran di Gang Rukem itu menurut pelaksana tugas (plt) Kepala Dinas Pemadam Kebakaran (PMK) Kota Surabaya, Irvan Widyanto, berasal dari tungku yang digunakan memasak lontong. “Dugaan sementara ya begitu, ditambah lagi banyak bahan rumah yang terbuat dari triplek dan bambu jadi mudah terbakar,” tutur Irvan.
Rawannya kebakaran di kawasan permukiman membuat Dinas PMK Kota Surabaya berencana menggalakkan lagi sosialisasi dan simulasi bahaya kebakaran. “Nanti kita berusaha adakan simulasi di tingkat RT dan RW khususnya di kawasan padat penduduk,” pungkasnya. (yud)