SMNNews.co.id – Aksi pencurian data rahasia perbankan masih marak terjadi dengan beragam modus.
Seperti Kasus yang belum lama terjadi, dunia perbankan di Sumatera Barat dihebohkan dengan kasus pembobolan Bank Nagari. Kejadian tersebut menelan kerugian mencapai Rp1,5 miliar. Itu terjadi akibat tindak kejahatan skimming terhadap ATM bagi 141 nasabahnya.
Untuk menghindari hal tersebut terulang, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) bersama PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI menggelar literasi Keamanan Digital Perbankan dan Peduli Lindungi Data Pribadi kepada masyaratkat, untuk memahami bagaimana pelrindungan data pribadi di dunia digital khususnya perbankan.
Pada Kegiatan Tersebut, Kepala Divisi Manajemen Risiko Bank BNI, Rayendra Minarsa Goenawan, menjelaskan ada beberapa jenis kejahatan pengambilalihan data nasabah yang cukup dikenal. Cara paling konvensional berupa skimming dan cara kedua yang sangat soft berupa Social Enginering.
Baca Juga : Tangkis Serangan Siber! BNI Perkuat Literasi dan Perlindungan Nasabah
Skimming adalah kejahatan perbankan yang menyasar kartu kredit atau nomor PIN ATM, password, atau nomor CVC nasabah. Pelaku biasanya memasang bezel palsu di mulut mesin ATM, memasang router, menggunakan skimmer, dan memasang kamera tersembunyi di ATM.
Data yang sudah dicuri kemudian dipindahkan ke kartu palsu (counterfeit), lalu kartu palsu tersebut digunakan oleh pelaku untuk transaksi tarik tunai melalui ATM, transaksi belanja melalui mesin EDC, transfer melalui VA atau antar bank.
“Modus skimming itu dilakukan secara konvensional, deep insert skimmer, router, serta hidden camera. Maka saat menggunakan ATM sebisa mungkin hati-hati. Meskipun sudah pasti pihak perbankan telah melakukan upaya pemasangan CCTV maupun alat anti skimmer,” ucap Rayendra saat dalam acara Literasi Keamanan Digital Perbankan, Peduli Lindungi Data Pribadi, yang digelar AMSI bekerjasama dengan Bank BNI, Jumat (19/8/2022).
Sementar itu Social Enginering adalah teknik kejahatan perbankan yang merekayasa pikiran calon korban untuk memanipulasi emosi mereka, seperti mengirim uang. Teknik ini sangat lembut sehingga korban sering tidak merasa telah membuka informasi sensitif seperti kata sandi, PIN, dan sistem keamanan lainnya kepada pelaku kejahatan.
Rayendra juga membagikan tips bagaimana menjaga data perbankan dari pecurian data diri yang disalah gunakan. Meskipun dari pihak BNI juga mempunyai tim khusus fraud detection, yang selalu memantau transaksi nasabah.
Tips Menjaga Data Perbankan dari Pencurian Data
1. Jaga selalu informasi pribadi yang bersifat rahasia, seperti identitas diri, nomor ponsel, no. rekening, user ID, password, PIN dan OTP transaksi.
2. Melengkapi Deivice (HP, PC, Laptop) dengan anti virus dan tidak menggunakan Wifi public dalam melakukan transaksi;
3. Mendaftarkan email/SMS notifikasi transaksi, dan lakukan updating data kepada pihak Bank apabila terdapat perubahan data;
4. Menghindari transaksi melalui web yang tidak dikenal maupun pada merchant e commerce yang tidak mengimplementasikan 3d secure;
5. Tidak memberikan atau meminjamkan kartu kredit /Debit kepada siapapun;
6. Segera hubungi Call Center Bank apabila kartu hilang, dicuri, data kartu diketahui oleh pihak lain. (red)
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!