JAKARTA, SMNNews.co.id– Guna melihat setuasi perkembangan kawasan pasar yang telah menjadi ikon sejarah di pasar Bali Mester Jati negara, Kepala Humas Paguyuban Pedagang Mikro Jakarta (PPMJ), Jhon Basri, mengisi akhir pekanya dengan meninjau pedagang kaki lima (PKL) yang tergabung dalam usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di pasar Bali Mester Jati negara Jakarta timur, Sabtu (24/9/22).
Dalam tinjauanya tersebut setelah sebelumnya bertemu pedagang bakso, Jhon Basri juga menyempatkan diri bertemu pedagang kaki lima kategori kaos dan pakaian dalam pria yang letaknya masih di kawasan pasar Bali Mester Jati negara.
“Kualitas baju kaos yang di jual oleh para pedagang di pasar Bali Mester ini sangat bagus dan layak di pakai, harganyapun terjangkau dari mulai 35 ribuan, 50 ribuan hingga 100 ribuan dapat 3 baju”, ujar Jhon Basri pada SMNNews.co.id, Sabtu (24/9/22).
Baca Juga : IKP Jatim Rendah! Dewan Pers Minta Pemda Dukung Peningkatan Kapasitas Wartawan dan Tidak Diskriminatif
Lebih lanjut Jhon juga menyampaikan, untuk mengangkat kawasan pasar Bali mester para pedagang diharapkan tetap mematuhi, melakukan penataan secara mandiri demi ke indahan, menjaga kebersihan dan kenyamanan.
Sejauh ini sejumlah pedagang yang tergabung dalam paguyuban pedagang mikro jakarta (PPMJ)melalui kepala humas Jhon Basri para pedagang kaki lima yang sudah menjadi anggota paguyuban bisa memperoleh pinjaman tanpa agunan dari Bank Mandiri , dalam bentuk pinjaman modal usaha.
Disisi lain, Navis salah satu anggota PPMJ yang memperoleh suntikan modal dalam bentuk pinjaman dengan bunga rendah. Navis juga diakui teman-temanya adalah sosok seorang pemberani ambil resiko untuk menjadi seorang wira usaha, semangat dan kerja kerasnya patut ditiru.
Setiap langkah yang diambil sesunggunya akan mendatangkan resiko namun Navis tak merasa takut karena pada dasarnya semakin besar resiko yang kita hadapi semakin besar pula hasil yang kita dapati.
Navis (45) berasal dari kota serang Banten yang sudah 20 tahun lebih berjualan di pasar Bali Mester Jati negara, berawal dari mengikuti temanya satu kampung, namun bapak dua anak ini mencoba berjualan dengan modal sendiri dan saat itu usahanya jatuh bangun, Navis tetap gigih pantang menyerah.
“Sebelum pandemi dan Bahan Bakar Minyak (BBM) belum naik, omzet jualan saya bisa mencapai 20 hingga 25 persen, tapi sekarang jualan saya rata-rata dibawah satu jutaan”, tutur Navis ketika di tanya SMNNews.co.id.
Baca Juga : HUT Lantas ke-67, Kapolri Resmikan Program Prioritas ETLE Nasional di 34 Polda
“Saya tetap semangat kendati daya beli masyarakat semakin hari semakin menurun, semoga dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) kedepanya tidak berdampak ke penjualan,” imbuhnya.
“Saya juga bersama teman-teman para pedagang Kaki lima(PKL), tetap semangat bersama UMKM. Harapan saya konflik ini tidak berkepanjangan,” pungkasnya. (mdi)
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!
