
NGAWI, SMNNews.co.id – Seorang bayi usia tiga tahun, asal Batam, menjadi korban selamat dari tabrakan maut dua bus penumpang di jalan raya Ngawi-Maospati tepatnya Desa Tambakromo, Kecamatan Geneng, Kamis (31/8/202).
Tabrakan itu terjadi sekitar pukul 05.15 WIB, antara Bus Eka S 7551 US dan Bus Sugeng Rahayu W 7582 UY. Balita itu semula bersama ayah ibunya naik bus Eka. Saat tabrakan terjadi, bayi itu sempat terlempar.
Kendati saat ditemukan posisi batita itu di luar jangkauan ibunya, namun dia berhasil selamat. Kini, bayi itu dirawat di RSU Ngawi, dan sempat mendapat sekitar 13 jahitan di kepalanya.
“Ini bisa dikatakan keajaiban, saat ditemukan kan terlempar dari pegangan ibunya dan dikira lukanya sangat parah. Tapi tadi ditangani dokter dan mendapat sekitar tiga belas jahitan,” ujar Kapolres Ngawi, AKBP Argo Wiyono.
Total korban tabrakan ada 16 orang luka dan 3 orang meninggal. Saru orang korban meninggal dunia adalah warga Ngawi yakni pejalan kaki warga Desa Tambakromo, bernama Atik Sujiati.
Sopir Bus Sugeng Rahayu bernama Agus Sutanto, asal Wlingi, Kabupaten Blitar meninggal seketika. Demikian juga dengan Catur Prasetyo, pengemudi bus Eka asal Boyolali, meninggal dunia di TKP.

Kapolres membenarkan bahwa telah turun tim dari Polda Jatim melakukan penyelidikan. Dugaan sementara kronologinya, bus Eka dari arah utara ke selatan, searah dengan pejalan kaki.
Diduga bus hendak mendahului pejalan kaki namun menggeser terlalu ke kanan dan dari arah depan ada bus Sugeng Rahayu yang melaju kencang. Terjadi tabrakan pada masing-masing sisi kanan badan bus. Kedua bus masing-masing berpenumpang sembilan orang.
“Akibat tabrakan, body belakang bus Eka menghantam pejalan kaki hingga terlempar dan meninggal, sedangkan bus Sugeng Rahayu menabrak sebuah warung dan berputar melintang jalan,” ujar AKBP Argo Wiyono.
Kapolres membenarkan bahwa Polda Jatim telah menerjunkan tim Traffict Accident Analysis (TAA) untuk membantu menguak kecelakaan maut itu termasuk memberikan video ilustrasinya.
“Kalau sekarang yang ada baru dugaan-dugaan. Bisa karena human error bisa pula karena kelayakan armada. Namun, sampai sekarang jalan di Geneng bukan blank spot, jalur lurus, tidak gelap dan tak bergelombang,” ungkap AKBP Argo Wiyono.
Kesaksian, Nyoto Prasetyo, seorang guru penumpang bus Sugeng Rahayu, tabrakan itu sangat keras benturannya.
Dia saat itu perjalanan akan mengajar di tempat tugasnya di SMPN Karanganyar, Ngawi. Tetapi dia memilih duduk di belakang, saat kejadian Nyoto tidak benar-benar jelas memperhatikan sekitarnya.
“Tiba-tiba saja ada suara sangat keras, saya sempat pingsan lalu saat sadar, pundak sudah sakit sekali. Saya berusaha turun dan sambil berlumuran darah kena kaca, saya kemudian berjalan kaki mencari pertolongan ke RS Geneng,” tutur Nyoto sembari terbaring lemah di ranjang rumah sakit. ***
Temukan Berita Menarik Lainya Disini GOOGLE News !!