BLITAR, SMNNews.co.id – Wali Kota Blitar Santoso bersama Kapolres Blitar Kota, Kajari Blitar, perwakilan Kodim serta Dinas Kesehatan melakukan monitoring di sejumlah apotek di Kota Blitar. Setidaknya ada 6 apotek besar yang banyak melayani masyarakat umum didatangi pada sidak edukasi kali ini.
“Tadi bersama pak Kapolres, pak Kajari, juga Kodim dan Kepala Dinas Kesehatan memonitor 6 apotek kategori besar di Kota Blitar dalam rangka memantau bagaimana perkembangan dan untuk mengetahui apa yang sudah dilakukan oleh pemilik apotek menyusul informasi yang kita lihat di televisi maupun media lainnya, sudah banyak anak-anak yang menjadi korban penggunaan sirup untuk demam atau batuk,” kata Wali Kota Santoso, usai sidak, Senin (24/10/2022).
Lanjutnya, sesuai himbauan Menteri Kesehatan, telah ada rilis obat-obat sirup yang tidak diperkenankan meski hingga saat ini belum ada perintah secara resmi.
“Oleh karena itulah sambil menunggu kepastian dari Kemenkes daftar nama-nama sirup yang boleh digunakan dan yang tidak, maka kita menghimbau kepada pemilik apotek untuk ditarik dari penjualan, diamankan dulu. Jangan sampai tidak diamankan dan akhirnya nanti menimbulkan korban,” ujarnya.
“Namun Alhamdulillah sampai saat ini di Kota Blitar dalam kondisi aman, belum ada pasien yang terdampak penggunaan sirup pada anak-anak hingga menyebabkan penyakit gagal ginjal akut,” sambungnya.
Wali Kota Blitar Santoso menuturkan, meskipun belum ada penarikan obat sirup yang dimaksud, apotek besar di Kota Blitar yang dimonitor siang itu sudah melakukan penarikan sendiri bahkan tidak hanya sirup untuk anak tapi juga untuk orang dewasa.
“Tidak hanya itu, apotek juga sudah memasang pengumuman yang ditempelkan di loket pelayanan bahwa saat ini tidak melayani pembelian berbagai macam sirup yang sebelumnya disediakan. Sebagai penggantinya, apotek menyediakan obat selain sirup seperti puyer atau tablet,” ucapanya.
Wali Kota Blitar berharap kepada masyarakat agar lebih berhati-hati sebab sudah banyak kejadian di daerah lain seperti di Surabaya, Malang dan Jakarta.
“Kan kasihan, mereka anak-anak hanya mengkonsumsi atas harapan orang tuanya ingin sembuh, tapi di balik itu ternyata sirup yang diberikan mengandung zat yang membahayakan kondisi ginjal. Oleh sebab itu ikuti himbauan pemerintah dan mencari alternatif lain selain sirup demi keamanan dan kesehatan anak-anak,” pesannya. (bonaji)